Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pemerintah terus genjot perbaikan kinerja arus barang terkait impor maupun ekspor. Salah satunya dengan INSW (Indonesia National Single Window). Sistem INSW menampung semua database perijinan berdasarkan peraturan dari Instansi Teknis (GA-Government Agency) meliputi larangan dan pembatasan di bidang impor.
Sejumlah menteri meninjau sistem ini guna memastikan pelayanan ekspor impor tetap baik, Senin (6/2). Sistem ini dipercaya bisa meningkatkan pelayanan ekspor impor sehingga bisa meningkatkan volume ekspor dan impor ditengah pelambatan ekonomi global.
Berdasarkan data INSW dokumen izin impor per 6 Febuari 2016 sebanyak 246, sedangkan ekspor sebanyak 236. Lalu dokumen pabeanan impor sebanyak 1.156, serta dokumen pabeanan ekspor 1.712.
Kata Menko Perekonomian, Darmin Nasution karena sistemnya sudah dibangun dengan baik. Maka ia percaya ekspor impor pun akan terus baik. Namun sayangnya ia enggan memberikan target kenaikan ekspor impor dengan terbantunya pelayanan INSW.
"Bagaimana persisnya (kenaikan ekspor impor) kita lihat nanti," kata Darmin pada konfrensi pers di Jakarta, Senin.
Senada seirama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi bilang sistem INSW bisa membantu menaikkan ekspor maupun impor. Karena layanan yang disediakan sangat efektif.
"Sistem ini sangat efektif karena bisa tracking mana saja yang terlambat. Pasti bisa menaikkan kinerja ekspor impor,"tegasnya.
Namun, Budi belum bisa memberikan presentase target kenaikan ekspor impor di tahun ini. "Ya kita lihat saja, saya belum bisa hitung,"pungkas Budi.
Kepala Satuan Kerja Pengelola Portal Indonesia National Single Window (INSW), Djatmiko bilang dengan sistem elektronik bisa terlaksana cepat. Pelaku usaha juga lebih cepat melakukan permohonan ekspor impor dan lebih murah.
Itu bisa merangsang ekspor impor walau ditengah pelambatan ekonomi global. "Kita sudah cover 95% volume ekspor impor," cetus Djatmiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News