kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah prioritaskan lima kegiatan utama energi baru terbarukan


Selasa, 20 April 2021 / 16:41 WIB
Pemerintah prioritaskan lima kegiatan utama energi baru terbarukan
ILUSTRASI. Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro . ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memprioritaskan lima kegiatan dalam membangun energi baru terbarukan.

Hal itu masuk dalam rancangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional 2020-2024. Diharapkan dapat memberikan peningkatan dari energi baru terbarukan di dalam energy mix nasional.

Pertama, berkaitan dengan bahan bakar nabati dari kelapa sawit yang tengah dikembangkan pada saat ini. Uji coba terkait bahan bakar nabati terus dilakukan oleh ITB dan Pertamina.

"Kita sudah melakukan uji coba di Kilang Pertamina sehingga harapannya tidak lama lagi kita bisa masuk pada skala produksi," ujar Menteri Ristek/BRIN Bambang Brodjonegoro saat konferensi pers, Selasa (20/4).

Baca Juga: Begini strategi China kebut proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin

Riset kedua berkaitan dengan biogas yang banyak digunakan di perkebunan kelapa sawit. Hal itu diharapkan dapat membantu menyediakan listrik di daerah terpencil.

Pengembangan energi ketiga adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi skala kecil. Potensi panas bumi yang tersebar disebut belum dimanfaatkan dengan baik karena membutuhkan investasi yang besar.

Sektor keempat energi baru yang didorong adalah baterai listrik. Bambang menyebut telah dikembangkan baterai lithium dan juga mengembangkan fast charging untuk keperluan kendaraan listrik serta baterai swapping teknologi.

"Dengan teknologi seperti itu kita harapkan nantinya ketika kendaraan listrik mulai dipromosikan sebagai komitmen kita mengurangi emisi maka teknologi itu sudah siap pakai dan bisa dikembangkan di Indonesia," terang Bambang.

Indonesia juga terus mengembangkan teknologi nuklir. Bambang menyebut pertumbuhan ekonomi ke depan membutuhkan tenaga listrik yang harus disuplai dengan teknologi ramah lingkungan.

Selanjutnya: Peraturan menteri co-firing biomassa PLTU diharapkan rilis dalam 3 bulan ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×