kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah pertahankan layanan bus gratis bagi pengguna KRL hingga akhir 2020


Senin, 03 Agustus 2020 / 13:40 WIB
Pemerintah pertahankan layanan bus gratis bagi pengguna KRL hingga akhir 2020
ILUSTRASI. Layanan bus gratis untuk pengguna KRL


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan untuk mempertahankan layanan bus gratis bagi pengguna kereta rel listrik  (KRL) hingga akhir 2020 mendatang.

Hal ini merupakan salah satu kebijakan yang ditetapkan pemerintah untuk mengatasi penumpukan penumpang KRL yang biasanya terjadi di sejumlah stasiun.

"Langkah ini terutama untuk mengakomodir kelompok masyarakat yang sangat bergantung pada KRL karena kemampuan finansial yang terbatas, manakala mereka tidak tertampung sarana KRL karena keharusan penegakan protokol kesehatan," kata Kepala BPTJ Polana B. Pramesti dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, hari ini (3/8).

Meski begitu, keberadaan bus gratis ini akan dikurangi secara bertahap. Pengurangan bus ini dilakukan dengan tetap mempertimbangkan dinamika kondisi yang terjadi di setiap saat.

Baca Juga: BPTJ tetapkan kebijakan komprehensif atasi penumpukan penumpang KRL

Sebelumnya, upaya pemerintah untuk mengatasi penumpukan penumpang KRL adalah dengan menyediakan bus gratis setiap Jumat sore dan Senin pagi. Kebijakan ini mulai berlaku sejak Mei 2020. Kebijakan ini pun dievaluasi agar didapatkan solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah yang sama.

Polana juga menyebutkan dari hasil evaluasi didapatkan peta karakteristik pengguna KRL cukup beragam. Yakni, mulai dari kalangan status sosial ekonomi bawah hingga menengah.

Pengguna dengan status sosial ekonomi bawah memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sarana transportasi KRL karena harga tiket yang terjangkau. Sementara, terdapat pengguna KRL dari kalangan status sosial menengah yang mau dan mampu memanfaatkan layanan komuter selain KRL dengan harga tiket yang lebih tinggi, asal sesuai dengan pelayanan yang diberikan.

Melihat karakteristik ini, maka kebijakan yang diambil harus mampu mengakomodir kondisi dan kepentingan seluruh pihak, namun protokol kesehatan tetap harus ditetapkan.

Selain tetap menyediakan layanan bus gratis bagi pengguna KRL. Kebijakan lain yang ditetapkan untuk mengatasi penumpukan penumpang KRL adalah menyediakan dan meningkatkan layanan bus  Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion), dan menata angkot terintegrasi dengan Transjabodetabek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×