Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Komunikasi dan Informasi Nezar Patria memastikan bahwa serangan ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 tidak akan berdampak terhadap proses pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) yang berlokasi di Cikarang.
"PDN terus berjalan dan ini juga lesson learned lah buat kita, kita akan coba evaluasi security system dan lain segala macamnya," ujar Nezar Patria pada Senin (24/6).
Nezar menyatakan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus melakukan analisis dampak serangan siber tersebut terhadap layanan-layanan pemerintah yang tergantung pada PDNS 2.
Baca Juga: Server PDN Diretas, Wapres Meminta Investigasi dan Tak Terulang pada Masa Depan
"Lagi kita bikin skalanya, mana yang berat, mana yang ringan, mana yang harus segera diprioritaskan untuk melakukan migrasi data dan lain-lain," terangnya.
Nezar juga memastikan bahwa pemulihan akan dilakukan secepatnya. Beberapa layanan sudah mulai pulih.
"Secepatnya, beberapa sudah bisa pulih, misalnya Imigrasi. Kita terus bekerja sekarang untuk mengatasi, terutama layanan publik bisa kembali berjalan seperti sedia kala seperti yang kita harapkan," katanya.
PDNS 2 telah memiliki fasilitas Disaster Recovery Center (DRC) yang membantu proses pemulihan berbagai layanan yang terdampak.
Baca Juga: Pemerintah Tak Akan Bayar Permintaan Tebusan US$ 8 Juta Peretas PDN
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menyatakan bahwa kecepatan pemulihan layanan bergantung pada koordinasi antara pemilik aplikasi dengan penyedia PDNS, serta waktu yang diperlukan untuk migrasi data ke server yang baru.
"Ini kecepatannya harusnya bisa dipercepat apabila ada koordinasi antara tenant dengan penyedia layanan cloud-nya," terang Semuel pada Senin (24/6).
Ia mengakui bahwa serangan ini merupakan varian baru sehingga perlu mempelajari terlebih dahulu pola serangan yang dilakukan agar penanganannya tepat.
Baca Juga: Pusat Data Nasional (PDN) Diserang Pakai Virus, Pelaku Minta Tebusan US$ 8 Juta
Saat ini, tim Kominfo juga melakukan isolasi terhadap sistem-sistem yang terdampak agar tidak menyebarkan malware ke sistem lain. Semuel meminta masyarakat untuk bersabar karena diperlukan proses investigasi forensik terhadap sistem yang terdampak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News