Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menguatkan strategi mobilisasi stok jagung di daerah yang mengalami surplus produksi, terutama dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam mengatasi fluktuasi harga jagung pipilan kering di tingkat petani, pemerintah tengah mengupayakan eskalasi penyerapan Perum Bulog.
Di samping itu, didorong pula andil private sector, khususnya bagi pelaku usaha perunggasan yang sangat membutuhkan jagung sebagai pakan.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, rencana panen raya jagung di NTB, kemungkinan sampai minggu ketiga April atau akhir April sampai Mei.
"Salah satu yang perlu diperkuat adalah jaringan transportasi lautnya, dalam bagaimana mobilisasi jagung dari NTB ke luar NTB," ucap I Gusti Ketut Astawa dalam keterangan pers, Minggu (20/4).
Baca Juga: HPP Jagung Resmi Naik Rp 5.500/kg, Bulog Wajib Serap 1 Juta Ton
Ketut menambahkan, dengan adanya tol laut mestinya dapat memperlancar distribusi jagung. Badan Pangan Nasional bersama pemerintah daerah dan pengelola pelabuhan tengah menyiapkan hal tersebut.
"Jangan sampai begitu ada panen raya besar, kemudian mandek di pelabuhan. Mudah-mudahan mobilisasi jagung dari NTB ke luar NTB bisa berjalan dengan baik," kata Ketut.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), total luas panen jagung pipilan di NTB Januari-Mei 2025 dapat mencapai 105.200 hektare. Ini mengalami peningkatan 14% dibandingkan luas panen di periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di luasan 92.300 hektare. NTB pun berada di urutan ketiga sebagai daerah produsen jagung nasional.
Dari total luasan panen jagung di NTB tersebut, estimasi produksi jagung pipilan kering kadar air 28% dalam periode Januari-Mei 2025 dapat mencapai 1,004 juta ton. Sementara proyeksi produksi jagung pipilan kering kadar air 14% berada di 742.900 ton.
"Target serapan jagung untuk CJP (cadangan jagung pemerintah) khusus wilayah NTB oleh Bulog itu berada di angka 78.000 ton," ucap Ketut.
Sehingga, lanjut Ketut, sangat diperlukan peran yang lebih besar dari swasta untuk melakukan penyerapan dan mobilisasi hasil produksi jagung keluar wilayah NTB. Seperti ke Jawa Timur yang memang disana banyak pelaku usaha unggas.
"Ini yang pemerintah terus upayakan," terang Ketut.
Dalam pantauan di panel harga pangan Badan Pangan Nasional, per 18 April 2025, rerata harga jagung pipilan kering di tingkat produsen pada Provinsi NTB berada di Rp 4.222 per kilogram (kg).
Kabupaten/kota NTB yang mengalami rerata harga terendah adalah Bima dengan Rp 4.000 per kg, diikuti Dompu Rp 4.200 per kg, Lombok Timur Rp 4.400, dan Sumbawa Rp 4.467 per kg.
Selanjutnya: Promo Kopi Kenangan Capybara Cup Sleeve, Beli Bundle Minuman Lebih Murah
Menarik Dibaca: Promo Kopi Kenangan Capybara Cup Sleeve, Beli Bundle Minuman Lebih Murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News