Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis realisasi investasi tahun ini bisa lampai target. Keyakinan ini didasari atas meredanya gejolak politik dalam negeri, sehingga terbentuknya kabinet kepemerintahan saat ini memperjelas keyakinan investor untuk menanamkan modalnya.
Kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan potensi realisasi di tahun ini bisa mencapai Rp 809,6 triliun. Angka ini mencapai 102,1% dari target tahun ini sebesar Rp 792,3 triliun.
Baca Juga: Demi Investor, Pemerintah Obral Insentif Tax Allowance
Artinya sepanjang kuartal IV-2019 pemerintah dapat menerima investasi senilai Rp 208,3 triliun. Adapun realisasi investasi pada sampai dengan kuartal III-2019 sebesar Rp 601,3 triliun atau setara 75,9% dari target.
Menurut Bahlil capaian pada periode Januari-September 2019 saja sudah sesuai dengan hitungan pemerintah padahal situasi politik dalam negeri dan gejolak global kala itu sedang memanas. Lantas, optimisme investasi tahun ini yang bisa over target merupakan hal yang tidak mustahil.
“Dalam posisi seperti itu saja investor masih yakin. Investor yakin kalau Indonesia punya hukum dan politik yang jauh lebih stabil,” kata Bahlil dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (27/12).
Baca Juga: Pemerintah yakin online single submission (OSS) menjadi stimulus investasi tahun 2020
Di sisi lain, Bahlil tidak memungkiri adanya insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, dan super deduction tax, menambah gairah investasi dalam negeri. Selain itu, pihaknya menggunakan metode jemput bola dalam penanganan investasi. Jadi tidak hanya soal perbaikan sistem, tapi juga pendekatan personal kepada investor.
“BKPM seluruh depertemen berubah, sekarang kami rajin tanya investor masalahnya apa, kalau dulu kita tinggalin. Contoh Lotte hampir tiga tahun masalahnya, bukan regulasi saja tapi ada mafia tanah. Tidak bisa bisa diselesaikan regulasi saja, itu urusan hantu, hantu harus diselesaikan dengan cara hantu. Mulai kita sisir, dibedah satu per satu, biar investor terfasilitasi,” kata Bahlil.