kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah optimistis dapat tekan jumlah pengangguran di bawah 6%


Rabu, 18 Agustus 2021 / 19:47 WIB
Pemerintah optimistis dapat tekan jumlah pengangguran di bawah 6%
ILUSTRASI. Pemerintah optimistis dapat tekan jumlah pengangguran di bawah 6%


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia tahun ini bisa terkendali. Di bawah 6%.

Adapun perkembangannya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Februari 2021 tingkat pengangguran terbuka tercatat 6,26%. Realisasi ini turun 0,81% poin dibandingkan dengan Agustus 2020.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu meyakini tingkat pengangguran terjaga karena terjadi pemulihan ekonomi dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang postisif di kisaran 3,7%-4,5% year on year (yoy). 

Menurutnya, meski ada kenaikan kasus Covid-19 yang mengharuskan pemerintah melakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), itu tidak akan berpengaruh besar ke tingkat pengangguran di dalam negeri. 

Baca Juga: Mengajukan Izin Usaha Secara Cepat, Nyaman, dan Transparan Melalui OSS RBA

"Tadi sudah ditunjukan 2021 angka pengangguran di bawah 6,3%, karena pertumbuhan ekonomi terpengaruh terhadap tingkat pengangguran," ujarnya dalam acara yang bertajuk Strategi dan Outlook Perekonomian dan Kesejahteraan, Rabu (18/8). 

Adapun ke depan, Febrio mengatakan bahwa proyeksi tingkat pengangguran yang ditetapkan 5,5%-6,3% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan  Belanja Negara (RAPBN) 2022 bisa tercapai. 

Sejalan dengan itu, perbaikan ekonomi akan terus terjadi sejalan dengan penanganan kasus pandemi yang dilakukan pemerintah, dimana perekonomian di proyeksi bisa tumbuh 5%-5,5% secara tahunan.

"Untuk 2022 bisa mencapai itu tentu bisa realistis dengan catatan ada siklusnya, siklus itu terjadi dalam kondisi normal Februari-Agustus 2021 itu dalam kondisi yang berangkat dari basis yang tinggi," kata dia. 

Baca Juga: Simak lagi pidato lengkap Jokowi soal RAPBN 2022




TERBARU

[X]
×