Reporter: Hans Henricus Benedictus, Dea Chadiza Syafina |
JAKARTA. Kabar baik bagi calon jamaah haji Indonesia yang masuk daftar tunggu. Pemerintah akan meminta tambahan kuota jamaah haji Indonesia tahun ini sebanyak 17.000 orang.
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, pihaknya akan mengajukan permintaan tambahan kuota tersebut kepada Pemerintah Arab Saudi bulan ini. "Kalau enggak bulan Februari, ya bulan Maret, saya ke sana mengajukan langsung kepada Menteri Haji Kerajaan Arab Saudi," ujar Suryadharma di Kantor Presiden, Rabu (2/2).
Bila Pemerintah Arab Saudi mengabulkan permintaan tersebut, maka kuota jamaah haji Indonesia tahun ini akan menjadi 238.000 dari tahun lalu sebanyak 221.000 orang. "Syukur-syukur bisa lebih besar dari itu dengan begitu lama antrean bisa kita perpendek pada provinsi tertentu yang 11 tahun, 10 tahun atau 9 tahun," imbuh Suryadharma.
Tahun lalu Pemerintah Arab Saudi telah menambah kuota jamaah haji Indonesia sebanyak 10.000 orang. Rinciannya, jamaah haji reguler sebanyak 3.500 orang dan jamaah haji khusus sebanyak 6500 orang. Jadi, total jamaah haji tahun 2010 pun menjadi 221.000 jamaah.
Sekretaris Direktorat Jenderal Ibadah Haji dan Umrah Abdul Ghafur Djawahir menambahkan, jumlah calon jamaah haji yang masuk dalam daftar tunggu saat ini mencapai 1,2 juta orang. "Secara keseluruhan mereka berada dalam antrean untuk lima tahun ke depan," tuturnya.
Pemerintah Indonesia juga akan meminta pemerintah Arab Saudi memperbaiki pelayanan imigrasi. Sebab, kepulangan jamaah haji ke Tanah Air kerapkali terlambat lantaran lamanya pelayanan imigrasi. "Tahun lalu itu ada keterlambatan yang sangat lama, bahkan ada yang sampai 27 jam," kata Suryadharma.
Pakai batik
Di luar masalah tersebut, pemerintah sudah menetapkan seragam haji asal Indonesia pada musim haji tahun ini. Mereka yang menunaikan ibadah haji tahun ini akan mengenakan busana batik. Nantinya, para jamaah calon haji mengenakan busana batik saat keberangkatan maupun kembali ke tanah air.
Tujuannya, agar mudah mengenali para jamaah haji Indonesia. "Apalagi kalau kita lihat dari belakang itu semuanya sama," kata Suryadharma. Selain itu juga untuk mempopulerkan batik sebagai produk khas Indonesia.
Suryadharma mengatakan, busana batik tak melanggar aturan Pemerintah Arab Saudi. Sebab, motifnya bukan orang atau binatang. "Motifnya hanya dedaunan," ujarnya.
Saat ini, busana batik untuk jamaah haji itu sedang dalam tahap produksi. "Desain sudah dan model sudah oke," imbuh Suryadharma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News