Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Pemerintah Indonesia memanfaatkan kunjungan kenegaraan Raja Belanda ke Indonesia untuk melobi Negeri Kincir Angin tersebut memberikan kesetaraan dalam sertifikasi keberlanjutan terhadap minyak kelapa sawit Indonesia di Uni Eropa (UE).
Sebelumnya, EU menggunakan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Sementara Indonesia memiliki sertifikasi dalam negeri yaitu Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Baca Juga: Keris Pangeran Diponegoro akhirnya dikembalikan ke Indonesia
"Kenapa tidak sertifikasi ISPO itu kemudian disejajarkan dengan RSPO, kalau kemudian masih ada yang perlu ditambahkan, kita tambahkan," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu Raja Belanda Willem Alexander di Istana Bogor, Selasa (10/3).
Penambahan tersebut tidak dengan mengubah sertifikasi yang dimiliki perusahaan di Indonesia saat ini. Masalah sawit yang berkelanjutan menjadi masalah bagi Indonesia dan EU.
Baca Juga: Belanda minta maaf atas kekerasan pasca Indonesia merdeka
Hal itu yang menjadi sulitnya sawit masuk ke EU untuk bahan baku biofuel. Hal itu diterapkan melalui aturan RED II oleh EU.
Selain masalah sertifikasi Indonesia juga mengajak EU untuk tertuka data ilmiah terkait sawit. Retno menegaskan Indonesia memiliki komitmen dalam pengembangan sawit yang berkelanjutan.
Baca Juga: Raja dan Ratu Belanda serahkan keris Pangeran Diponegoro ke Presiden Jokowi
"Isu ini adalah isu yang juga terus diperhatikan oleh Indonesia. Oleh karena itu kita melakukan kerja sama dengan Belanda," terang Retno.
Retno bilang terdapat kerja sama Indonesia dan Belanda dalam mengembangkan sawit yang berkelanjutan. Kerja sama itu ditujukan terutama untuk mengembangkan petani kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News