kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,87   -4,49   -0.48%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Lakukan Monitoring Meski Kasus Covid-19 Menurun


Senin, 09 Mei 2022 / 16:41 WIB
Pemerintah Lakukan Monitoring Meski Kasus Covid-19 Menurun
ILUSTRASI. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyatakan bahwa terjadi penurunan kasus konfirmasi Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan dilihat secara nasional, dalam 25 hari berturut-turut kasus harian di Indonesia berada di bawah 1.000.

Kondisi kasus terkendali juga terlihat pada rawat inap secara nasional yang terus turun hingga 97%. Saat ini tingkat hunian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) juga sangat rendah hanya 2% dari keseluruhan bed yang tersedia. Selain itu, Luhut menambahkan kasus kematian juga turun hingga 98% dan positivity rate berada di bawah 0,7%.

"Berdasarkan data-data di atas kami meyakini bahwa kondisi varian Omicron di Indonesia di tengah momen libur Idul Fitri hingga saat ini masih terkendali," kata Luhut dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (9/5).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan, untuk monitoring kenaikan kasus pascalebaran. Berdasarkan monitoring sebelumnya, kenaikan kasus biasa terjadi di hari ke 27 sampai hari ke 34, sesudah hari raya atau libur panjang.

Baca Juga: Menkes: Kenaikan Kasus Covid-19 Akibat Lebaran Baru Akan Terlihat 25 Hari ke Depan

"Nah sekarang kita sudah 7 hari sesudah hari raya, jadi kami mengusulkan ke Bapak Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20 sampai 25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya," ungkapnya.

Selain monitoring kasus pasca lebaran, Pemerintah juga melakukan pengawasan pada potensi kenaikan bkasus akibat munculnya varian baru. Terlebih adanya kenaikan kasus di beberapa negara akibat adanya varian baru.

"Kita ada di fase monitoring dengan waspada dengan hati-hati. Satu hal yang kami lakukan monitoring adalah varian baru yang ada di dunia," kata Budi.

Monitoring akan potensi adanya varian baru dilakukan berdasarkan hasil pengamatan bahwa kenaikan kasus di Indonesia terjadi akibat munculnya varian baru. Seperti yang terjadi di Taiwan dan Amerika kenaikan kasus disana disebabkan oleh varian Omicron BA2.

Budi menyebut, subvarian omicron tersebut disampaikan telah mendominasi di Indonesia. Dan patut disyukuri hingga saat ini kasus konfirmasi masih terkendali bahkan menurun.

Baca Juga: Ini Kata Kadin Soal China Kembali Berjibaku Melawan Covid-19

Adapun negara lain seperti Inggris dan India mengalami kondisi yang sama dengan Indonesia. Dimana varian Omicron BA2 sudah mendominasi, namun kasus konfirmasi tidak naik secara pesat. Di sisi lain, kewaspadaan juga dilakukan pemerintah melihat adanya sedikit kenaikan kasus dengan munculnya subvarian omicron BA4 dab BA5 di Afrika Selatan.

"Di Afrika Selatan ada kenaikan sedikit dan itu disebabkan adanya varian baru BA4 dan BA5 tapi karena memang kenaikan masih sedikit dan jumlahnya juga belum banyak, kita terus melakukan monitoring bersama dengan WHO mengenai varian-varian baru ini," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×