Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah mengklaim keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang dan Kendal terbukti menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah sekitarnya. Sejumlah wilayah dengan KEK yang dikelola secara optimal mencatatkan kinerja ekonomi yang melesat signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal mencatat pertumbuhan ekonomi di kisaran 8%–9% pada kuartal III-2025. Capaian tersebut jauh melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi maupun nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dampak positif KEK terhadap perekonomian Kabupaten Batang dan Kendal menunjukkan bahwa KEK bukan sekadar instrumen pemberian insentif investasi, tetapi juga menjadi katalis transformasi ekonomi daerah.
“KEK yang dirancang dengan baik, didukung infrastruktur, kemudahan berusaha, serta integrasi dengan tenaga kerja lokal, terbukti mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan,” ujar Airlangga, dikutip Minggu (14/12/2025).
Baca Juga: Pemerintah Dorong Danantara Bantu Pembiayaan KEK di Indonesia Timur
Di Kabupaten Batang misalnya, KEK Industriopolis Batang mendorong investasi dan lapangan kerja. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Batang 6,03% pada 2024 dan naik menjadi 8,52% (yoy) pada Kuartal III-2025, ditopang konsumsi dan investasi.
Sementara ekonomi Kabupaten Kendal pada Kuartal III-2025 tumbuh 8,84% (yoy), tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan tersebut ditopang aktivitas industri dan investasi di kawasan industri serta KEK yang berkembang pesat.
Kajian akademik juga menunjukkan keberadaan KEK Batang memberikan multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian lokal. Dampak tersebut antara lain terlihat dari meningkatnya kesempatan kerja, menurunnya tingkat pengangguran, hingga penurunan angka kemiskinan.
Baca Juga: Rayu Investor, KEK Tawarkan Diskon Pajak Daerah Hingga 100%
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Batang tercatat turun dari 8,73% pada 2024 menjadi 7,79% pada 2025, seiring meningkatnya aktivitas ekonomi dan kesempatan kerja di sekitar kawasan KEK.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, pengembangan KEK juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas daerah. Masuknya investasi baru, adopsi teknologi, serta berkembangnya industri pengolahan bernilai tambah di KEK Batang meningkatkan efisiensi produksi dan nilai output per tenaga kerja, sehingga memperkuat daya saing ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Capaian ini mencerminkan penguatan ekosistem industri regional, termasuk adanya spillover effect antarwilayah di koridor Batang–Kendal–Semarang. Hal tersebut menegaskan bahwa pengembangan KEK mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan di daerah.
Baca Juga: Pemerintah Ungkap Investasi di KEK Bisa Dapat Pajak Nol Hingga 20 Tahun
Kabupaten Batang dan Kendal dapat menjadi model pengembangan KEK di daerah lain, terutama dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar wilayah metropolitan.
Ke depan, Airlangga menyebut pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan terus mengoordinasikan kebijakan lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk memastikan KEK berfungsi optimal sebagai instrumen percepatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional.
Baca Juga: Total Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Capai Rp 294,4 Triliun di Semester I 2025
Selanjutnya: Alaves vs Real Madrid, Live Streaming, Prediksi & Jadwal La Liga Spanyol
Menarik Dibaca: 6 Cara Menjaga Kesehatan ketika Musim Hujan dan Banjir, Terapkan ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













