Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan belanja negara tahun depan naik mencapai Rp 3.207 triliun hingga Rp 3.460,6 triliun. Kendati naik, ekonom mengingatkan agar belaja pemerintah ini berkualitas.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan naiknya target belanja negara pada tahun depan harus dibarengi dengan belanja berkualitas. Hal ini diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pada kisaran 5,3% hingga 5,7% secara tahunan.
"Jadi anggaran belanja bukan hanya naik, tetapi juga berkualitas, karena perlu fokus anggaran untuk mencapai pertumbuhan tinggi dan berkelanjutan pasca pandemi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (28/2).
Bhima menyarankan, ada beberapa yang harus menjadi belanja prioritas di tahun depan.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Belanja Negara pada 2024 Sebesar Rp 3.460 Triliun
Pertama, belanja negara tahun depan perlu difokuskan untuk peningkatan belanja sumber daya manusia (SDM) khususnya penambahan kualitas sekolah vokasi hingga upgrading balai latihan kerja.
Kedua, belanja negara perlu didorong untuk belanja infrastruktur yang berkaitan dengan kawasan industri bernilai tambah, pengurangan angka kemiskinan, penurunan biaya logistik dan transisi energi bersih.
Ketiga, mendorong belanja perlindungan sosial (perlinsos) lebih besar hingga mencapai 3,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Belanja perlindungan sosial perlu dibarengi dengan efektivitas anggaran serta data penerima yang presisi," katanya.
Keempat, belanja negara tahun depan perlu didorong untuk belanja pengembangan ekosistem pariwisata di destinasi prioritas.
Kelima, perlu didorong belanja untuk stimulus sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) beroritentasi ekspor.
Baca Juga: Dorong Penghematan Subsidi, Pemerintah Targetkan Pembangunan 1 Juta Jargas Per Tahun
Mengutip dari Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2024, pemerintah menargetkan belanja negara di tahun depan mencapai Rp 3.207 triliun hingga Rp 3.460,6 triliun.