kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.061   77,63   1,11%
  • KOMPAS100 1.056   15,88   1,53%
  • LQ45 830   13,14   1,61%
  • ISSI 214   1,37   0,65%
  • IDX30 424   7,47   1,80%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,82   1,54%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,25   1,62%

Pemerintah kejar pertumbuhan investasi langsung, Ekonom: Kualitas juga penting


Kamis, 28 November 2019 / 19:17 WIB
Pemerintah kejar pertumbuhan investasi langsung, Ekonom: Kualitas juga penting
ILUSTRASI. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan bilateral ke Korea Selatan pada 24 November-26 November 2019.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah berupaya menarik investasi langsung alias foreign direct investment (FDI) sebesar-besarnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengatasi permasalahan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). 

Meski masih tumbuh, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai penarikan FDI ke Indonesia harus lebih masif demi mengentaskan masalah CAD. Ia mengakui itu bukan hal mudah sebab kini hampir seluruh negara berbondong-bondong menarik investasi langsung masuk ke negaranya. 

Baca Juga: Jokowi minta CAD tuntas dalam empat tahun, Menko Airlangga siapkan jurus quick-wins

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini menilai, porsi FDI yang lebih tinggi memang dibutuhkan untuk menutup CAD Indonesia yang rata-rata mencapai US$ 28 miliar setiap tahun dalam kurun lima tahun terakhir. Langkah pemerintah merancang Undang-Undang Omnibus Law untuk memperbaiki iklim investasi pun dinilainya tepat. 

Meski begitu, Mikail mengingatkan agar pemerintah jangan terlalu ambisius mengejar jumlah dan pertumbuhan FDI semata. “Tapi bagaimana kualitas FDI yang masuk itu, apakah menyasar sektor-sektor yang produktif’ dalam perekonomian kita untuk menyelesaikan CAD,” tutur Mikail kepada Kontan.co.id, Kamis (28/11). 

Mikail memandang, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa investasi langsung masuk ke sektor-sektor yang menghasilkan komoditas ekspor seperti sektor pertanian, perikanan, pertambangan, serta industri olahan (manufaktur).

Baca Juga: Harga emas diprediksi bakal berkilau setelah hubungan AS dan China kembali memanas

Sayangnya, porsi aliran FDI ke sektor-sektor tersebut terbilang minim dibandingkan dengan aliran FDI ke sektor jasa dan sektor tersier lainnya. “Pemerintah jangan sampai salah mengidentifikasi masalah. FDI kita masih tumbuh, tapi kualitasnya lah yang harus diperbaiki,” tutur Mikail.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×