Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Pemerintah menghentikan untuk sementara impor daging babi dan segala produk olahannya. Kebijakan ini untuk mencegah kemungkinan masuknya virus flu babi ke Indonesia.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menyatakan, langkah ini sesuai dengan petunjuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang meminta semua negara mewaspadai penyakit influenza berat ini. "Kita harus waspada karena penyakit ini berpotensi menimbulkan pandemi," ujar Aburizal, kemarin.
Aburizal menambahkan, belum jelas sampai kapan larangan impor ini diberlakukan. Pemerintah akan memantau perkembangan masalah flu babi di dalam dan di luar negeri terlebih dulu untuk memastikannya. "Pokoknya berhenti impor dulu sampai kondisinya aman," tandasnya.
Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Pemerintah Indonesia mengambil langkah pencegahan karena tak ingin menganggap enteng masalah flu babi. "Kita lakukan apa yang bisa dilakukan tetapi tidak panik," katanya.
Departemen Perdagangan (Depdag) sebagai instansi yang berwenang, akan segera mengeluarkan peraturan soal larangan impor daging babi tersebut. "Kami sedang membahas masalah ini serta menghitung nilai dan jumlah impornya," ujar Direktur Impor Depdag Partogi Pangaribuan.
Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (AIPDI) mendukung langkah Pemerintah ini. Direktur Eksekutif AIPDI Haniwar Syarif menyatakan, penutupan keran impor daging babi sangat baik. Sebab sebenarnya, peternakan babi di Indonesia sudah mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Haniwar menjelaskan, total permintaan daging babi hanya 10% dari total daging olahan yang beredar di Indonesia yang mencapai 150 ton per hari. Permintaan daging babi di Indonesia kecil lantaran penyantap daging babi di negeri ini memang terbatas pada kalangan tertentu saja.
Adapun pasokannya, lumayan besar. Haniwar mencontohkan, di Bali saja, populasi ternak babi saat ini sudah mencapai 1,2 juta ekor. Belum di daerah lain. "Ini kesempatan untuk meningkatkan produksi dan menggantikan daging impor," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News