kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah harus mengkaji lagi apakah PMN kepada LPEI efektif


Minggu, 25 Agustus 2019 / 20:51 WIB
Pemerintah harus mengkaji lagi apakah PMN kepada LPEI efektif
ILUSTRASI. Indonesia Eximbank


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah masih terus akan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 2020.

Menurut RAPBN 2020, pemerintah juga akan memberikan PMN kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesian Eximbank dalam rangka mendorong program ekspor nasional. Besarnya diproyeksikan sejumlah Rp 5 triliun.

Baca Juga: Wow, pemerintah bakal akuisisi perusahaan minyak di luar negeri

PMN ini diberikan untuk memberi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi dalam rangka menghasilkan barang dan jasa dalam menunjang ekspor.

Namun, LPEI mencatat kredit macet atau non-performing loan (NPL) yang meningkat signifikan. Berdasarkan keuangan LPEI 2018 yang telah diaudit, rasio NPL gross naik dari 6,81% per 2017 menjadi 13,73% per 2018. Sementara itu, NPL netto naik dari 4,78% per 2017 menjadi 10,31% per 2018.

Apakah LPEI masih bisa dianggap layak untuk diberi pembiayaan tersebut? Menurut Direktur Riset CORE Piter Abdullah, LPEI tetap layak menerima PMN tersebut. Namun, perlu beberapa pertimbangan.

"Layak ya layak saja. Tapi perlu dipertimbangkan apakah akan efektif? Apakah akan signifikan dalam mendorong ekspor? Lalu ekspor mana yang akan didorong?" ungkap Piter kepada Kontan.co.id pada Minggu (25/8).

Daripada fokus dalam memperkuat LPEI, Piter mengimbau pemerintah untuk lebih fokus membangun industri manufaktur terlebih dahulu, karena yang memengaruhi kinerja ekspor Indonesia adalah ekspor komoditas.

Baca Juga: Pemerintah akan kuncurkan Rp 17,7 triliun PMN untuk BUMN tahun depan

Piter menilai bahwa Indonesia sangat terlalu bergantung kepada komoditas, sehingga saat harga dan permintaan komoditas turun, ekspor juga turun. Sementara itu, ekspor komoditas tidak banyak membutuhkan bantuan pembiayaan dari LPEI.

"Kita memang butuh LPEI, tetapi butuh hanya untuk mendukung daya saing produk manufaktur kita yang sudah bertahun-tahun ini sedang mengalami penurunan. Bukan menyangkut masalah komoditas. Oleh karena itu lebih baik fokus ke industri manufaktur," tambah Piter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×