kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah Harus Berani Mengurangi Volume Ekspor Tangguh


Jumat, 05 September 2008 / 20:34 WIB


Reporter: Andrie Indradi | Editor: Test Test

Negosiasi harga gas Tangguh dengan China memang tidak mudah. Buktinya, pada 2006 lalu, saat pemerintah juga menegosiasi ulang harga gas dari semula US$ 2,4 per MMBTU, Pemerintah China hanya mau menaikkan sedikit, yakni menjadi US$ 3,4 per MMBTU.

Dari pengalaman ini, tak heran banyak yang skeptis ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla akan menegosiasi ulang harga jual gas Tangguh ke China. Mereka yang skeptis itu menyatakan, Indonesia tidak akan mencapai harga yang memuaskan. Berdasarkan harga pasar internasional dan perbandingan harga jual LNG Bontang ke Jepang, harga yang wajar untuk LNG saat ini di kisaran antara US$ 15 hingga US$ 20 per MMBTU.

Nah, ada usulan menarik dari BP Migas bila Indonesia gagal menegosiasi ulang harga gas Tangguh tersebut. "Kurangi saja volumenya," kata anggota Komite BPH Migas Triyono. Triyono mengusulkan volumenya berkurang dari 2,5 juta ton per tahun menjadi 1,5 juta per tahun. "Sejuta ton itu untuk memasok gas di dalam negeri yang sekarang lagi krisis," kata Triyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×