kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah diminta mewaspadai puncak inflasi pada bulan Mei 2021


Selasa, 02 Maret 2021 / 09:43 WIB
Pemerintah diminta mewaspadai puncak inflasi pada bulan Mei 2021
ILUSTRASI. Pemerintah diminta mewaspadai puncak inflasi pada bulan Mei 2021


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mesti mengantisipasi pasokan bahan pangan mendekati bulan Ramadan dan Idul Fitri. Sebab, Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei 2021 mendatang, diperkirakan akan menjadi puncak inflasi tahun ini.

"Kelihatannya lebaran kali ini sudah akan menjadi puncak inflasi. Sudah lebih baik kondisinya dari tahun lalu, tetapi memang masih belum kembali ke kondisi normal," kata Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual kepada KONTAN.

Proyeksi David inflasi pada Lebaran tahun ini akan meningkat dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 0,07% mom. Namun, inflasi tak akan lebih dari 0,5% mom.

Meski inflasi di bulan yang bertepatan dengan Lebaran di tahun akan bergerak rendah, tetapi David tetap mengimbau pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap menjaga manajemen persediaan barang. Terutama, persediaan dan kelancaran pasokan bahan pangan.

"Apalagi, kalau misal pembatasan aktivitas sudah lebih longgar dari tahun lalu. Ini sangat mungkin terjadi," tambah David.

Baca Juga: BPS catat penurunan harga emas hambat laju inflasi Februari 2021

Pada awal tahun ini tren laju inflasi di Indonesia masih terlihat rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, inflasi bulanan Februari 2021 sebesar 0,10%. Secara tahunan, inflasi Februari tercatat sebesar 1,38%.

Menurut catatan BPS ada dua kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar dalam inflasi bulan Februari 2021. Pertama, kelompok transportasi dengan inflasi 0,30% dan andil 0,04%.

Inflasi pada kelompok ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif beberapa ruas jalan tol. Juga, kenaikan tarif angkutan udara di beberapa tempat. Kedua, kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,07% dan andil 0,02%.

Menurut BPS cabai rawit masih menjadi penyebab utamanya, ditambah lagi, inflasi pada ikan segar. Kedua komoditas ini memberi andil pada inflasi masing-masing sebesar 0,02%.

"Karena cuaca yang kurang bagus akhir-akhir ini, harga cabai rawit di pasar mengalami peningkatan. Kemudian untuk ikan, karena cuaca yang agak ekstrem di beberapa wilayah menyebabkan nelayan tidak melaut dan pasokan ikan segar menurun," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (1/3).

Baca Juga: Ekonom BCA optimistis lebaran tahun ini jadi puncak inflasi

Selain itu, awal tahun ini pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai rokok untuk menekan konsumsi rokok di dalam negeri.

Meski demikian, inflasi Februari menurun dari bulan Januari yang tercatat 0,26% month on month (mom) atau 1,55% year on year (yoy). Begitu juga dengan Februari 2020 yang sebesar 0,28% mom atau 2,98% yoy.

Merosotnya inflasi pada bulan Februari 2021 tak lepas dari dampak pandemi Covid-19 yang masih membayangi perekonomian Indonesia dan berbagai negara di dunia.

Selanjutnya: BPS: Inflasi tertinggi pada bulan Februari 2021 terjadi di kota Mamuju

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×