kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.871   68,00   0,43%
  • IDX 7.147   -14,46   -0,20%
  • KOMPAS100 1.093   -1,18   -0,11%
  • LQ45 868   -4,12   -0,47%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -2,73   -0,61%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 135   -1,16   -0,85%
  • IDXQ30 148   -1,31   -0,88%

Pemerintah Buka Opsi Pelarangan Ekspor Pasir Kuarsa


Jumat, 21 Juli 2023 / 17:05 WIB
Pemerintah Buka Opsi Pelarangan Ekspor Pasir Kuarsa
ILUSTRASI. Pemerintah membuka peluang untuk melakukan pelarangan ekspor pasir kuarsa.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah membuka peluang untuk melakukan pelarangan ekspor pasir kuarsa.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (21/7).

Menurutnya, hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dari pengolahan pasir kuarsa.

"Kita ingin pasar kuarsa ini juga dikelola dan tidak menutup kemungkinan ke depan kita juga mempertimbangkan untuk kita larang ekspor juga," ujar Bahlil kepada awak media.

Baca Juga: Bahlil Sebut Produsen Kaca Asal China Akan Bangun Hilirisasi Pasir Kuarsa di Batam

Bahlil menegaskan, negara lain tidak bisa melarang kebijakan yang akan dilakukan pemerintah Indonesia, termasuk dengan larangan ekspor pasir kuarsa ini.

"Ya terserah orang mau protes kita, ya protes saja. Masa negara kita tidak boleh maju-maju. Negara yg lain boleh membuat kebijakan negaranya, masa kita tidak boleh," katanya.

Bahlil bilang, pengelolaan pasir kuarsa dan silika akan dilakukan dengan membangun ekosistem pabrik kaca dan juga solar panel. Nah, ini merupakan bagian dari hilirisasi di sektor pasir kuarsa.

Menurutnya, apabila pemerintah Indonesia membangun panel surya, maka Indonesia akan menjadi salah satu negara penyumbang panel surya terbesar di dunia.

"Kita itu punya cadangan pasir kuarsa, salah satu terbesar di dunia. Kita punya kuarsa dan silika. Nah, ini adalah bahan baku utama untuk membangun kaca sama panel surya," tambahnya.

"Ke depan dunia itu kan green energy, mereka membutuhkan itu," terang Bahlil.

Baca Juga: IPO Pelayaran Kurnia Lautan Semesta, Menarikkah?

Sebelumnya, Bahlil telah mengunjungi fasilitas produksi Xinyi Group yang merupakan perusahaan terkemuka dalam industri kaca dan solar panel, yang berlokasi di kota Wuhu, Tiongkok.

Bahlil menyebut, kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas rencana investasi Xinyi Group di Kawasan Rempang Eco-City yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.

"Dengan kita membangun ekosistem pabrik kaca dan solar panel, ini merupakan bagian daripada hilirisasi di sektor pasir kuarsa," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×