Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Wahyu Utomo mencontohkan, KEK Kendal misalnya, ditargetkan mampu mengekspor senilai US$ 5 miliar dalam lima tahun pertama pengoperasiannya.
Ke depan, Wahyu melanjutkan, tiap KEK diminta untuk memiliki targetnya masing-masing.
Kedua, industri tersebut memproduksi barang substitusi impor. Artinya, industri yang menghasilkan produk yang sebelumnya belum ada atau belum cukup produksinya di Indonesia.
Darmin mencontohkan, industri tekstil yang selama ini banyak mengekspor produk garmen namun di saat yang sama juga banyak butuh pasokan impor.
Baca Juga: Dukung revisi aturan Tax Holiday untuk KEK, Kadin: Selama ini banyak multitafsir
Ketiga, industri yang berbasis teknologi tinggi atau sesuai dengan industri 4.0. “Semua ini akan dimulai dengan KEK Kendal yang bulan depan PP (peraturan pemerintah) untuk penetapannya akan dikeluarkan,” kata Darmin.
Sebelumnya, pemerintah juga telah menetapkan KEK Singhasari di Malang, Jawa Timur dengan luas wilayah sekitar 120 hektare Wahyu mengatakan KEK ini memiliki kegiatan utama di bidang pariwisata dan ekonomi digital atau pengembangan teknologi.
“Kita akan utamakan untuk pariwisata dulu dengan mengusung potensi wisata-wisata yang ada di sekitarnya sebagai daya tarik KEK Singhasari. Selanjutnya, juga ekonomi digital,” ujar Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News