kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Pemerintah bentuk tim penilai kebijakan krisis


Jumat, 13 September 2013 / 13:46 WIB
Pemerintah bentuk tim penilai kebijakan krisis
ILUSTRASI. Menggosok gigi perlu dilakukan di waktu yang tepat untuk menjaga kesehatan dan merawat gigi dari resiko kerusakan. Foto Wikimedia.org


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pada rapat terbatas di kantor Kepresidenan kamis malam (12/9), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan pemerintah perlu membentuk tim terpadu yang bertugas mengukur keberhasilan empat paket kebijakan pemerintah dalam merespon krisis ekonomi.

Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa usai rapat. Hatta menjelaskan misalnya saja mengenai paket kebijakan tentang perbaikan neraca transaksi berjalan dan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Salah satu kebijakan yang diambil disini adalah menurunkan impor minyak dan gas serta meningkatkan porsi biodiesel untuk campuran solar secara mandatori sebesar 10%.

"Maka ukuran keberhasilannya adalah kita tetapkan pada tahun 2013 seluruh tranportasi yang menggunakan BBM PSO 10% sudah berjalan. Nanti kebijakan ini dikontrol Pertamina," kata Hatta.

Sementara transportasi yang non PSO sampai akhir 2013 sudah menggunakan 3% biodiesel. Industri dan komersil sudah menggunakan 5% biodiesel. Jadi industri di luar PLN harus menggunakan 5% biodiesel. Sedang untuk pembangkit listrik menggunakan campuran biodiesel 7,5%.

"Dengan demikian, maka kita mengontrol dari ukuran keberhasilan tersebut dengan penetapan harga indeks pasar biodiesel. Karena ini bersifat mandatori, maka pasar biodiesel harus terbentuk," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×