Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, pemerintah belum mengambil keputusan atas hasil kajian tim pengkaji dampak kebijakan pengaturan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Dia mengatakan, pemerintah memutuskan menunda rencana pembatasan BBM bersubsidi sementara waktu.
Sebelumnya, tim akademis pengkaji pembatasan BBM bersubsidi telah merampungkan kajiannya. Berdasarkan hasil kajiannya, muncul tiga opsi pertama menaikkan harga premium sebesar Rp 500 per liter, kedua menjaga harga BBM nonsubsidi, dan ketiga mengendalikan konsumsi lewat sistem pengendali.
Hatta menyampaikan, pemerintah belum mengambil putusan apapun. Karena itu, dia meminta harus ada disiplin dalam penggunaan anggaran. "Jangan sampai subsidi kita membengkak, jadi kalau kita ingin BBM tidak naik. Semua juga inginnya begitukan," jelasnya, Kamis (10/3).
Hatta pun menghimbau agar masyarakat pun juga ikut disiplin. Misal pengendara yang saat ini menggunakan Pertamax, diharapkan jangan beralih ke Premium. "Kalau ini terjadi bisa jebol lagi APBN kita," ujarnya.
Pemerintah pun menegaskan terus memantau fluktuasi harga minyak mentah dunia. Pasalnya, setiap kenaikan harga minyak mentah dunia tiap dolar per barel di atas harga jual minyak mentah Indonesia (ICP) akan mempengaruhi terhadap subsidi. Nah, jika beban subsidi meningkat, akan membebani APBN. Mau tidak mau pemerintah harus merevisi asumsi makronya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News