Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Uji Agung Santosa
Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berencana mematenkan merek produk program teaching industri dari SMK dan mitra industrinya tahun depan.
Produk yang bakal dilabeli merek Esemka itu beragam mulai dari mobil, mesin perkakas, alat tangan, peralatan elektronik rumah tangga, alat manufaktur, sampai komputer dan notebook.
Program yang sudah berjalan sejak dua tahun lalu merupakan bagian dari upaya Kementrian Pendidikan Nasional untuk memberdayakan SMK dalam menciptakan lulusan berjiwa wirausaha dan memiliki kompetensi keahlian melalui pengembangan kerjasama dengan industri.
Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan SMK mengungkapkan, proses pematenan merek Esemka masih berjalan. Sebetulnya, ada beberapa lini produk yang sudah keluar ijin produksinya. Antara lain, peralatan elektronik rumah tangga, mesin manufaktur, dan notebook. Perusahaan yang diajak bermitra berasal dari Korea Selatan, China, Taiwan, serta beberapa perusahaan dalam negeri.
Sementara itu, untuk produk mobil bertipe SUV ijinnya belum bisa keluar tahun ini. "Uji tipenya sudah keluar, tapi uji produksi masih belum tahu. Tadinya kita perkirakan Agustus atau September sudah bisa keluar, tapi ternyata sampai sekarang masih uji emisi dulu," ujar Joko kepada Kontan, Minggu, (29/8).
Joko menyebut, kendati masih dalam proses perakitan, pesanan terhadap mobil bikinan para siswa SMK tersebut sudah mencapai 1.000 pesanan.
Soal pemasaran produk, Joko mengaku belum mengincar pasar besar atau bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ritel. Selama ini pemasaran dilakukan melalui SMK-SMK yang terpilih melakukan kemitraan dengan industri. Secara keseluruhan ada sekitar 100-an SMK yang tersebar di Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi sudah terdaftar dalam program kemitraan tersebut.
Salah satu produk yang menurut Joko punya prospek cukup bagus adalah notebook. Sejak 2008, jumlah produksinya sudah mencapai 20.000 unit. "Kami menargetkan tahun ini bisa tercapai produksi sampai 40.000 unit."
Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Sutiyono Gunadi menilai pematenan merek untuk produk notebook kurang tepat untuk dilakukan.
"Siswa hanya merakit. Pada dasarnya meraka hanya pasang memori, prosesor, dan hardisk jadi tidak membuat dari awal. Kecuali kalau diproduksi secara keseluruhan. Nanti kesannya jadi merek yang didukung oleh Diknas tapi isinya sama saja dengan merek-merek yang lain," ujar Sutiyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News