Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
David melanjutkan, diperlukan perubahan signifikan untuk menurunkan imbal hasil. Misalnya, menurunnya credit default swap (CDS) agar lebih rendah lagi ditambah dengan kenaikan peringkat surat utang Indonesia oleh Moody's di tahun ini. Dari sisi domestik, fundamental dan struktur ekonomi Indonesia juga perlu ditingkatkan, utamanya melalui kenaikan investasi.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga mengatakan, penurunan imbal hasil SUN tahun ini lebih terbatas dibanding tahun lalu. Bahkan, berpotensi naik di semester kedua mendatang sejalan dengan proyeksi kenaikan suku bunga acuan The Fed. Dari sisi domestik, risikonya berasal dari fiskal karena kenaikan harga minyak mentah.
Namun Josua melihat, pemerintah bisa berhemat bunga utang dengan memanfaatkan strategi front loading atau menerbitkan surat berharga negara (SBN) di semester pertama tahun ini. Kemudian, menerbitkan SBN berdenominasi valas setelah Moody's menaikkan peringkat utang Indonesia di akhir kuartal pertama atau awal kuartal kedua 2018.
Selain itu, pemerintah juga bisa memperbesar penyerapan lelang SUN saat permintaan besar. "Seperti kemarin (lelang SUN 3 Januari 2018) penyerapan pemerintah di atas target indikatif. Di lelang-lelang berikutnya akan seperti itu, ketika demand banyak, pemerintah akan upsize sehingga beban bunga akan tertekan," kata Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News