kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah akan rilis SBN Rp 241,3 triliun di 2013


Kamis, 30 Mei 2013 / 20:31 WIB
Pemerintah akan rilis SBN Rp 241,3 triliun di 2013
ILUSTRASI. smelter pertambangan mineral nikel nickel PT Vale Indonesia Tbk INCO?di Sorowako, Sulawesi Selatan.


Reporter: Herlina KD | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Untuk menambal defisit anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 yang membengkak menjadi 2,48% dari PDB atau sekitar Rp 233,7 triliun pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 241,3 triliun, naik Rp 60,8 triliun dari tagetnya dalam APBN 2013 yang sebesar Rp 180,4 triliun. Untuk memenuhi target tesebut, hingga akhir tahun ini pemerintah masih akan menarik pembiayaan melalui SBN sebesar Rp 142,5 triliun.

Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menuturkan hingga 29 Mei 2013 pemerintah telah menerbitkan SBN netto sebesar Rp 98,8 triliun. Sehingga, "Sampai akhir tahun nanti pemerintah masih akan menerbitkan SBN netto sebesar Rp 142,5 triliun," jelasnya Kamis (30/5).

Ia menambahkan, kekurangan penerbitan SBN ini akan diserap melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) baik di pasar domestik dan SUN valas, surat berharga syariah negara (SBSN) domestik dan SBSN valas.

Seperti diketahui, selain menerbitkan SBN di dalam negeri, pemerintah juga menarik pembiayaan dari pasar global melalui penerbitan SBN valas alias global bond. Awal April 2013 lalu pemerintah telah menerbitkan global bond senilai US$ 3 miliar.

Tak hanya itu, rencananya pemerintah juga akan menerbitkan sukuk global alias SBSN valas pada semester II nanti dengan target indikatif sekitar US$ 1 miliar - US$ 1,25 miliar. Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Dahlan Siamat menuturkan penerbitan sukuk global jumlahnya memang terbatas karena membutuhkan aset dasar alias underlying. Sehingga, penerbitan sukuk disesuaikan dengan ketersediaan underlying.

Menurut Dahlan, sebelum menerbitkan sukuk nantinya pemerintah akan melakukan roadshow yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada investor mengenai kondisi ekonomi terkini Indonesia. "Roadshow akan dilakukan di negara-negara Timur Tengah dan ke Hongkong," jelasnya Kamis (30/5).

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menuturkan untuk menambal defisit anggaran di RAPBNP 2013 setidaknya diperlukan tambahan penerbitan surat utang baru sekitar Rp 60,8 triliun. Hanya saja, ia bilang pemerintah harus melihat kekuatan pasar obligasi di dalam negeri untuk menampung tambahan penerbitan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×