kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Akan Perluas Hilirisasi ke Sektor Gas dan Pangan


Kamis, 10 November 2022 / 20:11 WIB
Pemerintah Akan Perluas Hilirisasi ke Sektor Gas dan Pangan


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana memperluas hilirisasi di sektor lain, misalnya sektor gas dan pangan. Perluasan hilirisasi ini juga sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta untuk segera membangun master plan untuk hilirisasi sumber daya alam, seperti gas dan pangan.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, Presiden Jokowi meminta pihaknya untuk menghitung dan menyusun langkah agar terjadinya hilirisasi gas.

"Presiden sudah mulai mengarahkan kita untuk melakukan ekspansi hilirisasi. Salah satu diantaranya adalah gas. Kemarin kami ratas, bahwa presiden minta kami untuk menghitung baik serta menyusun langkah agar terjadi hilirisasi di sektor gas," ujar Bahlil, Kamis (10/11).

Baca Juga: Bahlil Beberkan Kunci Jaga Perekonomian RI Tahun Depan

Bahlil menambahkan, Kementerian Investasi/BKPM dengan Kementerian ESDM akan mendukung pembangun pabrik pupuk dan fasilitas produksi blue ammonia di Papua Barat yang merupakan salah satu sumber gas bumi.

"Jadi blue amminia di Bintuni, (pabrik) pupuknya di Fakfak," katanya.

Selain itu, pihaknya juga tengah mendukung pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur. Hal ini lantaran, 80% pasokan metanol Indonesia masih berasal dari impor. Bahlil juga memastikan, sudah ada investor dari Amerika yang akan menamkan modalnya ke proyek tersebut.

Di sisi lain, Bahlil membeberkan, BKPM juga sudah membangun ekosistem perencanaan di sektor pangan yang mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru. Ia menilai, sektor pangan merupakan instrumen terpenting dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru dan juga menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru.

"Kami sudah menuju ke sana, karena investasinya tidak gede tapi marketnya besar, karena krisis akibat perang Rusia dan Ukraina itu cuman dua krisis, satu adalah minyak dan energi, yang kedua adalah pangan," ujarnya.

Baca Juga: Masuk Tahun Politik, Menteri Investasi Ingatkan Soal Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×