kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah akan cairkan pinjaman US$ 1 miliar untuk kereta cepat Jakarta - Bandung


Rabu, 02 Mei 2018 / 13:07 WIB
Pemerintah akan cairkan pinjaman US$ 1 miliar untuk kereta cepat Jakarta - Bandung
ILUSTRASI. Proyek kereta cepat Indonesia China


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek kereta Cepat Jakarta – Bandung telah mendapatkan pendanaan dari China Development Bank (CDB). Pemerintah menargetkan, akan menarik US$ 1 miliar dolar dalam tiga bulan ke depan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pada tahap awal, pinjaman yang dikucurkan CDB sebesar US$ 170 juta. Pinjaman tersebut telah disalurkan melalui salah satu anggota konsorsium kontraktor pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung yakni, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

“Pada dasarnya ini akan terus kami tarik. Targetnya, dua-tiga bulan ini, kita akan menarik US$ 1 miliar. Tapi bertahap, supaya tidak belum apa-apa sudah bayar bunga,” ujar Rini selepas peninjauan Proyek kereta Cepat Jakarta – Bandung, Rabu (2/5).

Dana pencairan awal yang sudah cair akan digunakan untuk membayar kontraktor dan uang muka kontraktor dari China maupun Indonesia.

Rini menambahkan, pemerintah selalu berhati-hati dalam pinjaman. “Kita memang hati-hati betul kalau pinjaman. Kita tidak mau menarik kalau tidak butuh,” kata Rini.

Sekadar informasi, pekerja proyek ini masih didominasi pekerja dari negara China Railway Corporation (CRC). Menurut Rini, ini karena Indonesia masih menimba ilmu dari CRC dalam hal konstruksi kereta cepat. Terutama pada pembangunan terowongan yang mayoritas di lakukan oleh pekerja China.

“Secara teknologi kita masih belajar dari CRC, tapi kita juga sudah komitmen untuk kita belajar dari mereka. Sehingga WIKA sebagai partnernya juga mengirim orang-orang ke China ataupun bersama-sama melakukan proyek tersebut,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×