kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemeliharaan jalur pantura habiskan Rp 1,2 triliun


Selasa, 02 Juli 2013 / 23:02 WIB
Pemeliharaan jalur pantura habiskan Rp 1,2 triliun
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Aksu Eurasia Resources Group (ERG) di pinggiran kota Aksu, timur laut Kazakhstan, 21 Februari 2018. REUTERS/Shamil Zhumatov


Reporter: Fahriyadi | Editor: Amal Ihsan

AKARTA. Jalur pantai utara Jawa (Pantura) merupakan jalan akses utama arus mudik Lebaran setiap tahunnya. Tak heran jika pemerintah berupaya untuk terus melakukan pemeliharaan jalan tersebut.

Tak kurang dana Rp 1,2 triliun dialokasikan pemerintah untuk melakukan empat langkah penanganan jalur pantura yakni pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rekonstruksi dan juga pembangunan jalan baru.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto mengatakan, penanganan jalan di pantura yang dilakukan setiap tahun bukanlah proyek abadi yang dilakukan setiap tahun melainkan bagian dari upaya memelihara jalan nasional yang dianggap vital.

"Tidak benar jika dikatakan pantura rusak berat, pekerjaan pembangunan yang dilakukan adalah rekonstruksi dgn harapan lebaran kondisinya prima," ujar Djoko, Selasa (2/7).

Menurut Djoko penanganan jalur pantura bukan hanya dilakukan menjelang Lebaran saja, melainkan sepanjang tahun. Kendati begitu, ia mengakui bahwa pemeliharaan rutin dan berkala terus dilakukan sehingga seringkali ada anggapan jalan tersebut rusak terus.

"Banyak keluhan masyarakat kenapa jalan yang kelihatan mulus dibongkar lagi, kami coba jelaskan bahwa pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala wajib dilakukan guna menghindari kerusakan jalan yang resikonya jauh lebih besar," tuturnya.

Ia mencontohkan pemeliharaan rutin untuk jalan umumnya hanya memakan biaya Rp 50 juta per kilometer (km). Jumlah itu lebih besar ketimbang harus melakukan rekonstruksi yang biayanya mencapai Rp 5 miliar per km

Penanganan ini disebutnya bersifat preventif. Ia juga menyadari bahwa proses konstruksi memang mengganggu masyarakat yang akan memakai jalan, terlebih menjelang Lebaran arus kendaraan panturan cukup padat. "Tapi kami berusaha meminimalisir dampak penanganan jalan tersebut," tandasnya.

Ia pun menyatakan untuk beberapa titik penanganan jalan pantura akan berfungsi normal pada H-10, meski begitu ia mengakui bahwa beberapa titik, terutama pembangunan jalan baru tidak akan rampung saat lebaran nanti.

Jalur pantura sendiri terdiri dari jalur utama sepanjang 3.508 km, jalan tol sepanjang 668 km, dan jalur alternatif sepanjang 2.230 km.

Menurut Djoko, anggaran penanganan jalur pantura di tahun 2013 ini tersebar di seluruh provinsi mulai dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Berikut penjelasan anggaran untuk penanganan Pantura. Tahun 2013

-Banten : Rp 38,3 miliar
- DKI : Rp 168,71 miliar
- Jabar Rp 201 miliar
- Jateng Rp 546,9 miliar
- Jatim Rp 330,56 miliar
- Total Rp 1,2 triliun

Perbandingan anggaran tahun sebelumnya :

-Tahun 2010 Rp 1,2 triliun
- Tahun 2011 Rp 1.001 triliun
- Tahun 2012 Rp 1,19 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×