kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,65   -0,65   -0.07%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiyaan Tahap Pertama Mega Proyek Listrik 10.000 MW Rampung


Senin, 14 Desember 2009 / 19:52 WIB
Pembiyaan Tahap Pertama Mega Proyek Listrik 10.000 MW Rampung


Reporter: Martina Prianti | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Mega proyek pemerintah mengenai penyediaan listrik 10 ribu megawatt (MW) tahap pertama, dari sisi sumber pembiayaan sudah selesai.

Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara menjelaskan, PLN telah mengantongi komitmen untuk kebutuhan dana guna membangun pembangkit listrik."Untuk pembangkit totalnya 9.500 MW selesai, mission accomplished," ujar Rudiantara di Departemen Keuangan, Senin (14/12).

Nilai dana yang dibutuhkan untuk proyek tahap pertama ini mencapai Rp 79 triliun. Jumlah itu termasuk uang muka dari PLN, uang pinjaman perbankan baik dalam maupun luara negeri sebesar US$5,56 miliar dan Rp 23,2 triliun."Untuk pembangkitnya, komitmen seluruhnya sudah selesai," tegas dia.

Soal pencairan dari komitmen pinjaman itu sendiri, kata Rudi, tergantung progesnya di lapangan. Misalnya, pinjaman dari Cina yang telah disepakati beberapa waktu lalu senilai US$ 4 miliar, sampai akhir November 2009, baru dicairkan US$ 1 miliar.

Sejauh ini proges pembangunan pembangkit listrik mengalami kemajuan. Dari 33 pembangkit, pembangunan yang diatas 5.000 MW progresnya sudah diatas 50%. Seperti PLTU Labuan Banten, PLTU Suralaya Banten, PLTU Indramayu Jabar, PLTU Jateng, dan Paito Jatim.

Sedangkan untuk komitmen pembangunan transmisi tahap satu proyek 10.000 MW yang butuh dana sekitar Rp 21 triliun, saat ini baru separuh yang bilang punya komitmen. Kekurangannya, pihak PLN, lanjut Rudi akan menerbitkan obligasi serta meminjam dari perbankan. "Komposisin terbesar kredit perbankan karena dijamin pemerintah," ujar dia.

Menurut Direktur Utama PLN Fachmi Moechtar, hingga kini PLN sudah meneken enam perjanjian kredit jangka panjang dengan perbankan dalam dan luar negeri yang nilainya mencapai Rp 10 triliun.

Sedianya, utang itu untuk menutup pendanaan proyek percepatan pembangunan pembangkit berbahan batu bara 10.000 MW. Pinjaman itu berasal dari Bank Of China untuk porsi PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar senilai US$371,5 juta. Kemudian, dari sindikasi Bank BRI dan Bank BCA untuk 3 PLTU di Riau yaitu PLTU Kepri Tanjung Bale Karimun, PLTU 1 Riau Bengkalis, PLTU 2 Riau Selat Panjang dan PLTU 1 Kalimantan Barat Parit Baru yang terbagi dalam dua perjanjian kredit dengan jumlah total sebesar Rp1,51 triliun.

Untuk proyek transmisi yang terkait dengan proyek 10.000 megawatt terdiri dari tiga penjanjian kredit. Pertama paket 1 dengan sindikasi bank Mandiri dan BCA untuk 26 proyek tranmisi berada jawa senilai Rp 2,6 triliun. Paket dua sindikasi Bank BNI dan BRI untuk 20 proyek transmisi yang berada diluarjawa senilai Rp1,9 triliun. Kemudian paket 3 dengan Bank BCA untuk porsi rupiah tiga buah kontrak proyek gas insulated switchgear (GIS) dan under ground cable di jawa senilai Rp 327 miliar. "Pada tahun 2010 sudah lebih dari 50 persen proyek PLTU yang bisa kita selesaikan. Sisanya pada tahun 2011-2012. Dan ada juga yang 2013," jelas dia.

Mengenai proyek 10 ribu megawatt tahap II, Fachmi mengungkapkan, saat ini perpresnya tengah digodok di Sekretariat Negara. "Saya kira dalam waktu dekat akan segera dikeluarkan, untuk pembiayannya ada yang melalui ADB," papar Fachmi.

Duta Besar Republik Cina untuk Indonesia Zhang Qiyue mengatakan perusahaan Cina siap menyediakan dukungan modal dan teknologi dalam melaksanakan proyek penyediaan tenaga listrik di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×