kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   29.000   1,24%
  • USD/IDR 16.616   9,00   0,05%
  • IDX 8.067   -160,68   -1,95%
  • KOMPAS100 1.104   -18,58   -1,66%
  • LQ45 772   -16,13   -2,05%
  • ISSI 289   -5,28   -1,79%
  • IDX30 403   -8,81   -2,14%
  • IDXHIDIV20 455   -7,63   -1,65%
  • IDX80 122   -2,25   -1,82%
  • IDXV30 131   -1,45   -1,10%
  • IDXQ30 127   -1,92   -1,49%

Pembiayaan Non Utang Capai Rp 43,5 Triliun per September, Mayoritas Didominasi FLPP


Selasa, 14 Oktober 2025 / 21:40 WIB
Pembiayaan Non Utang Capai Rp 43,5 Triliun per September, Mayoritas Didominasi FLPP
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah bersubsidi di Griya Bhina Karya Pondok, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (7/10/2025). Pemerintah mencatat realisasi pembiayaan non utang telah mencapai Rp 43,5 triliun per 30 September 2025. Capaian itu setara dengan 62,6% dari outlook APBN 2025 yang sebesar Rp 69,5 triliun.ANTARA FOTO/Makna Zaezar/tom.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah mencatat realisasi pembiayaan non utang telah mencapai Rp 43,5 triliun per 30 September 2025. Capaian itu setara dengan 62,6% dari outlook APBN 2025 yang sebesar Rp 69,5 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pembiayaan non utang yang bersumber dari investasi pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong roda ekonomi domestik sekaligus mendukung berbagai program prioritas nasional.

“Pembiayaan non utang berupa investasi turut mendukung pergerakan ekonomi domestik dan program-program prioritas,” kata Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (14/10/2025).

Baca Juga: Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 501,5 Triliun hingga 30 September 2025

Salah satu bentuk pembiayaan tersebut adalah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dikelola oleh TAPERA. Hingga September 2025, pemerintah telah menyalurkan Rp 24,7 triliun untuk membiayai hampir 188.434 unit rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Sebarannya ada di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, hingga Maluku dan Papua,” ujar Suahasil.

Selain sektor perumahan, pemerintah juga mengalokasikan pembiayaan investasi untuk bidang pendidikan. Tercatat Rp 26,7 triliun telah disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) serta pengembangan Sekolah Unggul Garuda, termasuk rencana pembentukan dana abadi pendidikan khusus untuk lembaga tersebut.

Baca Juga: Penyaluran KPR FLPP BTN Capai 142.749 Unit per September 2025

Sementara itu, di sektor pangan, pemerintah menyalurkan Rp 22,07 triliun untuk Perum Bulog (Bulog) dalam rangka penguatan cadangan pangan nasional. Dana ini digunakan untuk pembelian beras, gabah, dan jagung dari hasil panen petani.

“Untuk pembelian beras dan gabah sudah terserap penuh sebesar Rp 16,6 triliun. Untuk yang jagung masih berproses namun alokasi Rp 5,5 triliun telah diberikan kepada Bulog untuk siap melakukan pembelian jagung dari hasil panen petani,” jelas Suahasil.

Ia menegaskan, pembiayaan non utang melalui berbagai investasi tersebut tidak hanya memperkuat fondasi ekonomi nasional, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

Selanjutnya: Paramount Land Hadirkan Rumah Mewah Matera Signature di Gading Serpong

Menarik Dibaca: IHSG Masih Rawan Koreksi, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (15/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×