kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pelemahan rupiah bisa dorong laju inflasi inti


Jumat, 17 Januari 2014 / 18:53 WIB
Pelemahan rupiah bisa dorong laju inflasi inti
ILUSTRASI. MP3 Juice Terbaru 2022: Cara Convert Video ke Format Audio hingga Download Gratis


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah memperkirakan inflasi inti atau core inflation di tahun 2014 bisa lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, inflasi inti telah menangkap dinamika supply and demand dalam ekonomi, salah satunya karena pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah beberapa waktu terakhir.

Oleh karena itu, menurutnya, inflasi inti tahun 2014 bisa lebih dari 5%. Dengan demikian, maka potensi realisasi inflasi tahun ini bisa melebar dari target yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.

“Core inflation ini masalah suplai secara keseluruhan, bukan hanya pangan,” kata Bambang, Jumat (17/1) di Jakarta.

Asal tahu saja, dalam APBN 2014, pemerintah menargetkan inflasi di level 5,5% plus minus 1%. Didalamnya sudah memperhitungkan inflasi inti.

­­Meski demikian, Bambang berharap,­ Bank Indonesia (BI) bisa mengendalikan inflasi inti supaya tidak membuat inflasi secara keseluruhan melebar. Sedangkan pemerintah hanya bisa mengendalikan
inflasi di luar inflasi inti, seperti volatilitas harga pangan.

Menteri Keuangan Chatib Basri menambahkan, salah satu cara untuk mengendalikan inflasi inti adalah dengan melanjutkan kebijakan moneter ketat alias monetery tightening. Selama kebijakan moneter ketata dilakukan BI Chatib bilang, tidak perlu khawatir inflasi inti bisa melonjak.

Sebelumnya Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, pihaknya sangat serius memperhatikan perkembangan inflasi inti.

Saat ditemui di Istana Negara hari Kamis (16/1) lalu Agus mengatakan di kuartal pertama ancaman inflasi inti memang cukup tinggi.

Penyebabnya adalah pelemahan nilai tukar rupiah di tahun 2013 lalu belum sepenuhnya berdampak di tahun 2013, tetapi dampaknya baru terasa di tahun 2014. “Kita masih perlu mempersiapkan diri bahwa risikovinflasi dari kondisi nilai tukar yang melemah di 2013,” ujarnya.

Ekonom Bank Central Asia, David Sumual mengatakan, inflasi di tahun 2014 masih akan berada dalam tingkat yang manajable. Ia bilang, dengan inflasi yang terkendali makan BI tidak perlu menaikan suku bunga dalam jangka pendek ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×