kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PDIP yakin 2014 SBY akan turunkan harga BBM


Senin, 24 Juni 2013 / 21:08 WIB
PDIP yakin 2014 SBY akan turunkan harga BBM
ILUSTRASI. Seorang anak melintas di depan mulut gang yang diblokade dengan spanduk karena pemberlakuan karantina kewilayahan


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin memprediksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun 2014. Kebijakan ini akan diambil untuk meningkatkan citra Partai Demokrat.

"Saya prediksi, berdasarkan data dan karakter SBY, pada awal Januari atau Februari akan diturunkan. Memang tujuannya untuk pencitraan saja," ujar Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/6/2013).

Mantan perwira tinggi militer itu mengaku menerima informasi intelijen terkait rencana tersebut. Penurunan harga BBM bersubsidi yang diperkirakan terjadi pada awal 2014 itu juga tidak terlalu signifikan. "Harganya hanya diturunkan Rp 250-Rp 500. Ini informasi intelijen yang saya terima," ujar Wakil Ketua Komisi I yang membawahi bidang pertahanan dan militer.

Pada sidang paripurna pekan lalu, PDI Perjuangan menolak pengesahan RAPBN-P 2013 lantaran memasukkan sejumlah dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. PDI Perjuangan berargumentasi masih ada alternatif lain yang sebenarnya bisa dilakukan pemerintah untuk menekan subsidi selain menaikkan harga BBM berubsidi.

Dengan penolakan ini, Hasanuddin menyatakan partainya tidak berharap mendapat keuntungan elektoral. Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang justru menunjukkan partai oposisi penentang kebijakan kenaikan BBM bersubsidi hanya mendapat keuntungan sekitar 1 persen.

"Keuntungan yang kami dapat adalah kredibilitas dan konsistensi," imbuh Hasanuddin.

Seperti diberitakan, pemerintah sudah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi untuk premium dari yang sebelumnya Rp 4.500 menjadi Rp 6.500. Sedangkan harga solar yang sebelumnya Rp 4.500 menjadi Rp 5.500.

Sebagai kompensasinya, pemerintah memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan raskin bagi rakyat miskin yang terkena dampak langsung dari kebijakan itu.

Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×