kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.454   31,00   0,19%
  • IDX 6.433   -87,11   -1,34%
  • KOMPAS100 935   -14,81   -1,56%
  • LQ45 731   -7,15   -0,97%
  • ISSI 198   -4,14   -2,05%
  • IDX30 380   -2,05   -0,54%
  • IDXHIDIV20 457   -4,21   -0,91%
  • IDX80 106   -1,38   -1,28%
  • IDXV30 109   -1,71   -1,54%
  • IDXQ30 125   -0,43   -0,35%

Patrialis: Hentikan penggunaan jasa penagih utang


Rabu, 06 April 2011 / 15:21 WIB
Patrialis: Hentikan penggunaan jasa penagih utang
ILUSTRASI. Warga menghindari ombak yang menerjang pelataran Gedung Kebudayaan Sumatra Barat, di Padang, Kamis (28/5/2020).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mendesak industri perbankan menghentikan penggunaan jasa penagih utang (debt collector). Sebab, dia menilai, penggunaan jasa penagih utang yang menyebabkan kematian orang tersebut cacat hukum.

Patrialis beralasan, Indonesia adalah negara hukum. Menurutnya, ada hukum yang mengatur soal sengketa utang piutang. "Jadi tidak boleh main hakim sendiri, harus ada satu proses," jelasnya, Rabu (6/4).

Menurutnya, ada dua model dalam pinjam meminjam. Pertama, ada yang disebut fiducia. Artinya suatu pengakuan yang diberikan oleh negara apabila terjadi kemacetan dalam leasing bisa dilakukan penyitaan, tapi bersama- sama dengan aparatur negara yang diberikan legalitas.

Kemudian, kedua, kalau di dalam benda tidak bergerak itu namanya akta hipotek. Menurutnya, tanpa proses persidangan di pengadilan, dapat melakukan eksekusi. "Ini bisa kita jadikan satu model untuk ke depan," katanya.

Polemik penggunaan jasa penagih utang ini mencuat setelah kematian Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa (PPB) Irzen Octa. Nasabah Citibank tersebut diduga tewas akibat dianiaya penagih utang. Namun, Citibank telah membantah dugaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Undang-Undang Kepailitan Dan PKPU Indonesia KONTAN DIGITAL PREMIUM ACCESS

[X]
×