kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Paskah yang beda di tengah wabah corona, tanpa tradisi kumpul keluarga


Sabtu, 11 April 2020 / 10:34 WIB
Paskah yang beda di tengah wabah corona, tanpa tradisi kumpul keluarga
ILUSTRASI. Anak sekolah minggu HKBP Banda Aceh melaksanakan ibadah Jumat Agung dari rumah dengan menggunakan panduan daring yang disiapkan oleh pihak gereja di Banda Aceh, Aceh, Jumat (10/4/2020).


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Bagi Meyvi L, Paskah tahun ini terasa beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Wabah virus corona baru membuatnya tak bisa melanjutkan tradisi kumpul dengan orangtua.

Ya, sama seperti Natal, sebagian umat Kristiani merayakan Paskah atau peringatan kebangkitan Yesus Kristus dengan berkumpul bersama orangtua dan keluarga besar.

Tahun ini, wabah virus corona tak hanya membuat Meyvi dan keluarganya tidak berkumpul dengan orangtua. Juga, tidak bisa ke gereja bersama seperti Paskah tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ini jadwal lengkap Ibadat Trihari Suci di Gereja Katedral

Sebab, gereja meniadakan misa sejak 20 Maret lalu termasuk Tri Hari Suci yang mencakup Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Malam Paskah di gereja, sesuai anjuran pemerintah.

Sebagai gantinya, gereja mengadakan misa secara live streaming melalui kanal YouTube atau siaran langsung di televisi. Sehingga, umat cukup mengikuti misa atau ibadat di rumah.

Untuk membantu mengurangi atau menghentikan laju penularan virus corona, gereja memutuskan untuk meniadakan semua kegiatan kegerejaan yang melibatkan banyak orang termasuk misa.

Baca Juga: Presiden Jokowi ucapkan selamat memperingati Hari Jumat Agung bagi umat Kristiani

"Sedih dan hampa tidak bisa berkumpul bersama orangtua dan keluarga besar, juga ke gereja bersama pada Paskah Tahun ini," ungkap ibu satu anak ini.

Padahal sejatinya, Meyvi dan orangtuanya tinggal satu kota, sama-sama di Bekasi, Jawa Barat. Tapi, sesuai anjuran pemerintah, dia tidak keluar rumah dulu kecuali terpaksa.

Segendang sepenarian, Brigitta dan keluarganya yang tinggal di Tangerang, Banten, juga tidak merayakan Paskah bersama orangtuanya yang ada di Jakarta pada tahun ini.

Baca Juga: Umat Kristen sebaiknya rayakan Paskah di rumah masing-masing

"Sedih sebetulnya, tapi mau bagaimana lagi, ini demi kesehatan bersama terutama orangtua saya," kata ibu tiga anak ini. "Bahkan, orangtua yang meminta untuk tidak datang".

Untuk mengobati kangen, Meyvi dan Brigitta merayakan Paskah bersama orangtua melalui panggilan video. "Semoga wabah virus corona cepat berlalu, sehingga kehidupan kembali normal lagi," ujar Brigitta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×