Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menutup diri ataupun menolak kritik dari berbagai pihak soal menurunnya partisipasi pemilih pada Pilkada serentak 2024.
Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin mengatakan, fenomena menurunnya partisipasi pemilih pada pilkada kali ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tapi juga persoalan internal sehingga perlu dilakukan perbaikan.
“Tentu banyak faktor. Kami pasti tidak berupaya untuk defensif, tapi pasti ada hal internal dan ada eksternal. Tapi dari sisi yang bisa kami sampaikan, pertama tentu kita harus mengevaluasi secara menyeluruh. Apakah di internal kebijakan kami, maupun di tingkat situasi yang lain,” ujar Afifuddin dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI, Rabu (4/12/2024).
“Tentu kami dari KPU menerima semua catatan, evaluasi, dan masukan untuk perbaikan ke depan,” sambungnya.
Baca Juga: KPU: Paslon Kalah Lawan Kotak Kosong Bisa Daftar Pilkada Ulang 2025
Afifuddin mencontohkan bahwa KPU perlu lebih mengakselerasi upaya-upaya peningkatan partisipasi pemilih, ketika pelaksanaan pilkada digelar berdekatan dengan pemilihan umum presiden (pilpres) dan pemilihan umum legislatif (pileg).
“Menjadi pekerjaan rumah kita bersama melakukan sosialisasi yang lebih masif agar pemilu kita juga partisipasinya lebih baik lagi,” kata Afifuddin.
Terlepas dari hal itu, KPU RI tetap mengucap terima kasih kepada para pemilih yang telah menggunakan hak suaranya pada Pilkada serentak 2024.
“Dalam catatan kami, 68 persen se-Indonesia. Jadi rata-rata nasionalnya sekitar 68 persen. Dalam kacamata kami itu juga sudah luar biasa di tengah tahapan yang seperti ini,” pungkas Afifuddin.
Diberitakan sebelumnya, pada 2024 merupakan pertama kalinya Pilkada digelar secara serentak di seluruh wilayah, hanya sekitar 9 bulan setelah masyarakat memberikan suaranya pada pilpres dan pileg.
Baca Juga: Pj Kepala Daerah Menjabat hingga Pilkada Ulang 2025 Selesai Jika Kotak Kosong Menang
Namun demikian, tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 pada 27 November 2024 justru anjlok dibandingkan Pilpres dan Pileg 2024 yang digelar pada 14 Februari 2024.
Koordinator Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat KPU RI August Mellaz mengatakan, tingkat partisipasi Pilkada 2024 secara nasional tak sampai 70 persen.
"Dari data-data yang tersedia memang di bawah 70 persen, tapi tentu kalau di-zoom in masing-masing provinsi dan kabupaten/kota beda-beda. Ada juga ya provinsi yang sudah 81 persen, ada yang 77 persen, ada yang memang 54 persen, itu masih ada," kata Mellaz dalam jumpa pers, Jumat (29/11/2024).
Berdasarkan pemantauan via Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU RI pada Jumat petang, dari 98,5 persen data yang masuk, tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 hanya 68,16 persen.
Partisipasi pada Pilkada Sumatera Utara hanya 55,6 persen, sedangkan DKI Jakarta hanya 57,6 persen, terendah sepanjang sejarah.
Padahal, tingkat partisipasi pemilih pada Pilpres 2024, 9 bulan sebelumnya, mencapai 80 persen lebih.
Selanjutnya: Proyeksi OECD Ekonomi Dunia 2025 Hanya Tumbuh 3,3%, Indonesia Peringkat Kedua
Menarik Dibaca: Ide Kue Natal, Ini Resep Choco Truffle yang Meleleh di Mulut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News