kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pangeran Charles: Krisis Iklim Lebih Berbahaya Ketimbang Krisis Finansial


Senin, 03 November 2008 / 11:22 WIB
Pangeran Charles: Krisis Iklim Lebih Berbahaya Ketimbang Krisis Finansial


Reporter: Yohan Rubiyantoro |

JAKARTA. Pangeran Charles menyatakan bahwa pemanasan global atau krisis iklim jauh lebih berbahaya daripada krisis finansial global yang saat ini tengah melanda dunia. Ia memaparkan bahwa perubahan iklim sudah mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Karenanya, saat ini merupakan saat yang tepat bagi dunia untuk bersatu padu mencari solusi.

"Kita baru saja membuktikan bahwa kita mampu mengatasi krisis finansial global. Namun, masalah iklim yang gawat juga akan mengancam kita semua. Dan dampaknya tidak hanya bersifat sementara," urai pria kelahiran Buckingham Palace, 14 November 1948 ini dalam Presidential Lecture di Istana Merdeka, Senin (3/11).

Dia berujar, krisis kredit telah menimbulkan derita yang luar biasa terhadap penduduk di dunia, akan tetapi kondisi iklim yang gawat akan menimbulkan dampak terhadap semua orang, mulai dari laki-laki, perempuan serta anak-anak di bumi ini.

"Jika tidak terkendali, kondisi iklim yang gawat akan mengubah geografi perekonomian, sosial dan fisik dari dunia kita melalui berbagai cara yang kita tidak bisa membayangkannya," urainya.

Pangeran yang terakhir kali mengunjungi Indonesia 11 tahun lalu ini mengatakan, Indonesia memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya pemanasan global. Sebab, sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia dengan 17.000 ribu pulau dan garis pantai lebih dari 80.000 km akan sungguh rawan kerusakan lingkungan.

"Naiknya permukaan laut telah menimbulkan dampak bagi banyak permukiman penduduk di daerah-daerah pantai di Pulau Jawa serta tempat lainnya, dan yang terkena dampaknya adalah produktivitas perikanan dan pertanian," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×