kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Paling cepat, BI akan naikkan suku bunga tahun depan, cuma ada syaratnya


Senin, 05 Juli 2021 / 17:30 WIB
Paling cepat, BI akan naikkan suku bunga tahun depan, cuma ada syaratnya
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, rencana paling cepat BI untuk menaikkan suku bunga acuan ada pada awal tahun 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bukan hanya bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) saja yang ingin melakukan pengetatan moneter, Bank Indonesia (BI) memberi sinyal juga akan melakukan pengetatan moneter.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, rencana paling cepat BI untuk menaikkan suku bunga acuan ada pada awal tahun 2022.

The earliest, will be early next year (tercepat, pada awal tahun depan,” tegas Perry, Senin (5/7) dalam silaturahmi keluarga besar ISEI via video conference.

Baca Juga: Sepanjang semester I-2021, BI sudah beli SBN di pasar perdana Rp 120,83 triliun

Namun, tentu saja bank sentral akan melewati sejumlah pertimbangan. Di antaranya, ada tanda kenaikan inflasi dan apakah pertumbuhan ekonomi sudah akan masuk ke outlook potensial BI pada tahun depan.

“Jadi, lihat, apakah ada tanda-tanda kenaikan inflasi? Kalau ada, apakah kenaikannya permanen atau sementara? Kemudian pertumbuhan ekonomi sudah masuk ke outlook potensial 5,2% sampai 5,5% atau tidak tahun depan?” kata Perry.

Kalau misal masih belum ada tanda-tanda sepetri itu, perubahan kebijakan bukan langsung kenaikan suku bunga acuan. Namun, dengan mengurangi akses likuiditas yang longgar.

Namun pada tahun ini, Perry menekankan kembali bahwa kebijakan suku bunga akan tetap rendah dan likuiditas akan tetap longgar. Kebijakan yang diambil oleh bank sentral ini adalah kebijakan untuk mendukung pertumbuhan (pro growth).

Selanjutnya: BI: Lonjakan kasus Covid-19 pengaruhi pergerakan rupiah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×