Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kasus infeksi virus corona di dunia terus menunjukkan peningkatan. Dalam sepekan terakhir terdapat penambahan hampir 600.000 kasus di seluruh dunia.
Hal serupa juga terjadi di Indonesia, saat ini jumlah kasus di Indonesia mencapai 3.512 kasus. Sebanyak 219 kasus merupakan kasus baru.
Baca Juga: Bonek ini sumbang Rp 7 miliar untuk lawan Covid-19 di Surabaya
Pakar Epidemiologis, Dicky Gunawan mengungkapkan, di Indonesia juga masih berpotensi mengalami lonjakan kasus Covid-19. "Secara pemahaman dasar teori epidemiologi dan pandemi, Covid-19 ini memiliki potensi besar menyebar di Indonesia," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (10/4).
Dasarnya adalah, Ro-nya yang kemungkinan di Indonesia di antara 2 dan 3, sehingga dengan pola penambahan eksponensial ini, kita bisa perkirakan penambahan dalam setiap harinya. Ro adalah angka reproduksi dasar covid-19, merepresentasikan potensi maksimum covid-19 untuk menimbulkan epidemi atau pandemi.
Dengan angka Ro berkisar antara 2 dan 3, maka satu orang pasien berpotensi menyebarkan virus ini ke 2 atau 3 orang lainnya. Dia pun memperkirakan, perang melawan Covid-19 ini bisa memerlukan waktu hingga 6 bulan ke depan.
Ketersediaan APD bagi tenaga medis
Kemungkinan terjadinya lonjakan kasus ini perlu diantisipasi dengan tepat karena akan berdampak langsung khususnya kepada tenaga medis yang berada di garda terdepan penanganan covid-19.
Baca Juga: Jam operasional 12 bandara dipersingkat di tengah wabah corona, ini daftarnya
Pemerintah perlu memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, menyediakan lokasi tinggal (istirahat) dan menjamin kesejahteraan mereka. Selain itu para tenaga medis juga harus mendapat kesempatan pertama menjalani tes deteksi karena mereka akan menangani pasien secara langsung.
"Kalau dari sisi paramedisnya, saya sudah melihat kebesaran hati dan pengorbanan yang besar yang telah ditunjukkan selama ini. Namun, saya melihat pemerintah baik pusat dan daerah harus lebih mengapresiasi para tenaga kesehatan kita," kata Dicky.