kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pajak penjualan saham pendiri naik


Senin, 02 Februari 2015 / 04:47 WIB
Pajak penjualan saham pendiri naik
ILUSTRASI. Garuda Indonesia meluncurkan program promo khusus travel deals spesial dalam rangka menyambut peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah menggebu memperluas basis pajak. Tak hanya merevisi 12 regulasi perpajakan, lewat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, pemerintah juga akan menaikkan Tarif Pajak Penghasilan (PPh) atas saham pendiri emiten yang tercatat di bursa.

Beleid ini bahkan akan diperluas hingga transaksi saham pendiri di perusahaan non publik. Saat ini, Kementerian Keuangan (Kemkeu) tengah menggodok revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor Nomor 14/1997 tentang Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek.

Peraturan yang berlaku saat ini saham pendiri dikenakan PPh dengan tarif final sebesar 0,1% dari nilai penjualan saham di pasar sekunder serta tambahan PPh dengan tarif 0,5% dari harga penawaran umum di pasar perdana. Tambahan PPh dikenakan atas semua saham emiten baik yang dilepas lewat penawaran umum maupun saham yang masih dipegang pendiri pasca penawaran umum.

Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Astera Prima Bhakti mengatakan, revisi PP 14/1997 mencakup dua hal. Pertama, menaikkan tarif PPh tambahan. Sayang, Astera merahasiakan besaran kenaikannya. "Kita lihat dulu," ujarnya ke KONTAN akhir pekan lalu.

Kedua, pemerintah akan memperluas perusahaan yang akan terkena peraturan ini. Selama ini aturan hanya mencakup transaksi penjualan saham di lantai bursa, dalam revisi kelak, pajak juga akan menyasar jual beli saham perusahan non publik.

Kemkeu menilai, potensi pajak dari transaksi saham pendiri di perusahaan yang belum berstatus terbuka besar. Kemkeu menaksir potensi penerimaan tambahan dari aturan baru ini Rp 4 triliun. "Kita punya ruang untuk melihat lebih jauh," imbuh Astera.

Demi mengejar potensi penerimaan itu, Kemkeu akan bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham) untuk melihat data korporasi yang saham pendirinya berubah. Kemkeu juga akan memelototi perubahan saham lewat data yang disampaikan notaris ke Kemkumham.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bilang, pendiri perusahaan selama ini mendapatkan keuntungan besar saat menjual sahamnya. Rendahnya tarif pajak saham pendiri itu membuat setoran yang diterima negara relatif kecil.

Tak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh para pendiri perusahaan yang menjual sahamnya. Pengamat pajak Darussalam mengatakan, pemerintah harus lebih gencar memperluas basis pajak, bukan sekadar mengerek tarif pajak. "Namun, pemerintah harus memperluas basis pajak. Kenaikan tarif seharusnya memiliki alasan kuat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×