Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan menetapkan outlook realisasi belanja subsidi yang lebih rendah untuk sepanjang tahun ini.
Belanja subsidi diperkirakan turun Rp 30,3 triliun, dari sebelumnya Rp 187,6 triliun menjadi Rp 157,3 triliun.
Secara lebih rinci, subsidi energi diproyeksi turun Rp 27,9 triliun menjadi hanya Rp 97,4 triliun pada tahun ini. Subsidi BBM dan LPG masing-masing hanya akan menjadi Rp 17,8 triliun, serta tambahan kurang bayar subsidi energi Rp 2,5triliun sehingga total menjadi Rp 38,1 triliun.
Kemenkeu menjelaskan, outlook realisasi subsidi menurun sebagai dampak asumsi harga minyak mentah (ICP) yang lebih rendah. Harga keekonomian minyak solar sebesar Rp 7.085 per liter, sedangkan harga jual eceran (HJE) sebesar Rp 5.150 per liter.
Baca Juga: Postur APBN 2020 berubah, belanja pemerintah pusat turun Rp 87,5 triliun
Nilai subsidi sebesar Rp 1.000 per liter, sedangkan untuk badan usaha Rp 935 per liter. Tidak ada perubahan pada alokasi volume subsidi solar, minyak tanah, dan LPG 3 Kg.
Namun sebaliknya, outlook realisasi subsidi listrik justru meningkat sebesar Rp 4,6 triliun, dari sebelumnya Rp 54,8 triliun menjadi Rp 59,4 triliun.
Kenaikan subsidi listrik disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah. Kemenkeu menyebut, pihaknya juga telah memperhitungkan dampak kebijakan harga gas industri per April 2020.
Selanjutnya, subsidi non-energi mengalami penurunan sebesar Rp 2,4 triliun, dari sebelumnya Rp 62,3 triliun menjadi Rp 59,9 triliun.
Penurunan subsidi non-energi disebabkan oleh outlook realisasi subsidi pupuk yang turun Rp 2,4 triliun menjadi Rp 24,5 triliun akibat adanya penghematan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News