Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyampaikan, Indonesia harus siap dalam menghadapi tekanan global dan domestik ke depannya untuk mendulang pertumbuhan ekonomi yang terjaga.
Ia menekankan terdapat dua hal yang dilakukan pemerintah dari sisi fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yakni dengan memperkuat public spending alias belanja negara serta memperkuat investasi dan hilirisasi.
Namun menurutnya, strategi tersebut membutuhkan waktu dan tidak dapat merespons kondisi ekonomi yang terjadi saat ini secara cepat.
Baca Juga: Indonesia Disebut Berpeluang Rebut Pasar Tembaga Global pada 2028
Pemerintah sendiri akan melakukan perbaikan public spending yang dimulai dari efisiensi anggaran, memfokuskan kembali belanja APB untuk memperkuat daya beli domestik, serta memperkuat investasi melalui BPI Danantara, dan hilirisasi industri yang diperluas.
"Harapannya di 2026 kita mulai menemukan hasilnya, regardless di global economy seperti apa, namun kalau global economy sudah mencapai kondisi yang lebih stabil, kita harusnya bisa mulai tumbuh di atas ekonomi yang sekarang kita lihat, pertumbuhan ekonomi," ungkap Anggito dalam agenda Kagama Leaders Forum terkait Trump Effect, Rabu (14/5).
Anggito menyebut dirinya selalu melihat dari perspektif positif terhadap peluang ekonomi Indonesia. Meskipun ia tidak memungkiri para pelaku usaha saat ini sedang menunggu ke kondisi perekonomian segera kembali stabil.
Baca Juga: Indonesia Berpeluang Kuasai Pasar Tembaga Global pada 2028
"Saya tahu betapa beratnya dunia usaha sekarang, dan kita juga adress itu meskipun memang membutuhkan waktu," ungkap Anggito.
Lebih jauh, Anggito menyampaikan, perubahan yang telah terjadi saat ini dimulai dari efisiensi anggaran belanja yang Ia akui sulit untuk diterima oleh semua pihak.
Namun meski begitu, Ia memperkirakan harusnya dari sisi penerimaan negara melalui pajak mulai membaik pada periode April dan Mei tahun ini.
"Kalau saya lihat penerimaan pajak kita sudah mulai recovery, Maret recovery dari bulan sebelumnya di Januari-Februari, itu menunjukkan bahwa sektor riil kita sudah mulai wakeup juga," ungkap Anggito
Baca Juga: Pasar Makin Lesu dan Lunglai, Ini Langkah yang Diambil Pembuat Kebijakan di Asia
Sehingga menurut Anggito penerimaan pajak selama dua bulan ini yakni Maret-April sudah mulai stabil.
"Harusnya bulan Mei-Juni kita sudah bisa menjalankan program-program baik itu makan siang bergizi, kemudian rumah rakyat, kemudian 3 juta rumah, dan lain-lain dengan hiliirisasi, mudah-mudahan bisa menghasilkan sesuatu yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian kita," ungkap Anggito.
Selanjutnya: Perusahaan Raksasa Aviasi Turki Operasikan Terminal Kargo di Kualanamu
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Noodle Fair sampai 15 Mei 2025, Aneka Mi Korea Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News