kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Obligasi global berdenominasi rupiah masuk ke dalam Global Aggregate Index


Rabu, 21 Februari 2018 / 13:30 WIB
Obligasi global berdenominasi rupiah masuk ke dalam Global Aggregate Index
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bloomberg pada Rabu (21/2) mengumumkan perubahan pada indeks pendapatan tetap Bloomberg Barclays (Barclays fixed income indices), termasuk membuat utang dalam mata uang rupiah yang memenuhi syarat untuk Indeks Agregat Global (Global Aggregate Index).

Mengutip Bloomberg, 50 IDR-denominated government bonds (Ticker: INDOGB dan INDOIS) dengan total nilai pasar sebesar $ 151,3 miliar pada tanggal 31 Januari 2018) akan masuk dalam Global Agregat dan Global Treasury pada awal Mei 2018 dan berkontribusi pada tingkat pengembalian indeks mulai tanggal 1 Juni 2018.

Efektif pada tanggal 1 Mei 2018, peraturan kelayakan indeks untuk Indeks Global Agregat akan diperbarui sehingga apabila utang negara dari suatu mata uang tidak memenuhi syarat dalam indeks, maka tidak ada securities denominated lain dari mata uang tersebut yang dianggap memenuhi syarat, terlepas dari peringkat sekuritasnya.

Danny Suwanapruti, Research Analyst di Goldman Sachs Group Inc menyebut, dana segar antara US$ 4 miliar hingga US$ 5 miliar bisa masuk pasar obligasi Indonesia jika obligasi Indonesia masuk ke indeks global.

Dia menambahkan, Indonesia menjadi opsi yang lebih menarik ketimbang China lantaran akses ke pasar negeri Tirai Bambu tersebut buruk. "China mungkin sulit masuk indeks karena permasalahan settlement dan pencatatan, serta kekhawatiran likuiditas obligasi negara," kata dia seperti dikutip Bloomberg.

Jika masuk dalam indeks global, Indonesia akan menjadi anggota indeks dengan imbal hasil terbesar keempat dalam indeks yang berisi obligasi dalam 25 mata uang ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×