kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obat Ranitidine ditarik di sejumlah negara, apa kata BPOM?


Selasa, 01 Oktober 2019 / 19:38 WIB
Obat Ranitidine ditarik di sejumlah negara, apa kata BPOM?
ILUSTRASI. kesehatan


Reporter: Hasbi Maulana, Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah negara telah menarik atau menghentikan penjualan obat maag ranitidine. Hal tersebut dilakukan karena ada potensi zat penyebab kanker dalam obat tersebut.

Walaupun sejumlah negara telah menarik obat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memutuskan untuk menarik obat ini. 

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM Rita Endang mengatakan masih dibutuhkan uji laboratorium sebelum memutuskan untuk menarik obat ranitidine.

"Tentu semua memerlukan kehati-hatian, BPOM masih dalam proses tindak lanjut. Saat ini sedang dilakukan pengujian laboratorium. Uji laboratorium memerlukan waktu," ujar Rita kepada Kontan.co.id, Senin (30/9).

Baca Juga: Obat maag populer ranitidine ditarik dari peredaran di luar negeri

Meski begitu, BPOM mengatakan sudah ada penarikan obat ranitidine secara sukarela oleh perusahaan yang mendaftarkan produk tersebut. Tak hanya itu, BPOM juga sudah melakukan public warning atau memberikan informasi awal kepada para petugas kesehatan terkait ini.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperingatkan bahwa beberapa pil ranitidine mengandung sejumlah kecil N-nitrosodimethylamine (NDMA), zat yang menurut mereka kemungkinan bersifat karsinogen atau dapat memicu kanker.

Produsen obat di seluruh dunia telah mulai menarik obat maag yang dikonsumsi secara luas, antara lain dengan nama dagang Zantac. Sementara FDA dan regulator obat Eropa tengah meninjau apakah tingkat NDMA rendah di ranitidine menimbulkan risiko kesehatan bagi pasien.

Setelah Amerika Serikat, penarikan obat maag ranitidine mulia terjadi di beberapa negara lain. Salah satunya di Bangladesh.

Badan pengawas obat-obatan Bangladesh pada hari Minggu mengeluarkan larangan penjualan obat maag populer ranitidine, selama penyelidikan potensi zat penyebab kanker dalam obat tersebut.

Baca Juga: Rokok elektrik dilarang di AS, Philip Morris batal akuisisi pemilik Juul

Langkah itu mereka lakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperingatkan bahwa beberapa pil ranitidine mengandung sejumlah kecil N-nitrosodimethylamine (NDMA), zat yang menurut mereka kemungkinan bersifat karsinogen, alias memicu kanker.

"Kami telah melarang impor bahan baku, produksi dan penjualan ranitidine hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Khandaker Sagir Ahmed, direktur otoritas pengawas obat-obatan Bangladesh, menambahkan bahwa keputusan tersebut diambil sebagai tindakan pencegahan.

Produsen obat di seluruh dunia telah mulai menarik obat maag yang dikonsumsi secara luas, antara lain dengan nama dagang Zantac. Sementara FDA dan regulator obat Eropa tengah meninjau apakah tingkat NDMA rendah di ranitidine menimbulkan risiko kesehatan bagi pasien.

Perusahaan farmasi Bangladesh yang terkena dampak ini adalah Beximco Pharmaceuticals dan Square Pharmaceuticals. Masing-masing memproduksi ranitidine dengan merek Neoceptin R dan Neotack.

Baca Juga: Berat badan mudah naik-turun? Bisa jadi ini sebabnya

Otoritas pengawas obat Bangladesh akan menguji sampel obat tetapi juga meminta produsen dalam negeri untuk menguji obat mereka di laboratorium terakreditasi dan mengirim laporan ke pengawas, kata Ahmed seperti dikutip Reuters.

Ranitidine merupakan obat yang kerap digunakan sebagai terapi pengobatan terkait dengan asam lambung.

Situs resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tengah mengkaji beberapa obat ranitidine karena mengandung N-Nitrosodimethylamine ( NDMA) kadar rendah.

NDMA disinyalir sebagai sumber karsinogen atau zat penyebab kanker pada manusia. NDMA juga dikenal sebagai pencemar lingkungan yang kerap ditemukan dalam air, makanan termasuk daging, produk susu, dan sayuran.

Baca Juga: Instagram akan menghapus postingan iklan obat diet instan dan operasi kecantikan

FDA akan mengambil tindakan terkait investigasi yang saat ini tengah dilakukan. Saat ini tidak ada larangan dari FDA kepada individu untuk berhenti minum Ranitidine. Meski demikian, bagi pasien yang khawatir dan ingin menghentikan pemakaian obat ini, diimbau untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada tenaga ahli.

Di Singapura, Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HAS) menemukan delapan merk obat ranitidine yang mengandung sejumlah pengotor NDMA yang melebihi batas aman.

Kompas.com menulis, atas penemuan tersebut HAS menghentikan penjualan dan pasokan obat-obatan ranitidine yang tercemar. Penentuan aman tidaknya didasarkan pada batas aman jika pasien terus meminum obat yang terkena dampak setiap hari selama 70 tahun seumur hidup.

Baca Juga: Ini cara mudah menjaga kesehatan otak tanpa mengkonsumsi suplemen

Dalam penelitiannya, HSA menemukan produk-produk tersebut sudah melebihi kadar aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×