kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Apakah Eksportir Diuntungkan?


Selasa, 11 Oktober 2022 / 20:39 WIB
Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Apakah Eksportir Diuntungkan?
Sebuah truk usai melakukan bongkar muat di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (30/9/2022). Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Apakah Eksportir Diuntungkan?


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih berlanjut hingga akhir tahun 2022. Hal ini dipicu kenaikan suku bunga The Fed.

Laju mata uang AS yang kian menguat digadang-gadang bisa menguntungkan eksportir, terlebih bagi eksportir yang mengandalkan bahan baku dari dalam negeri seperti ekspor sumber daya alam (SDA).

Namun Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, pelemahan mata uang rupiah belum tentu menguntungkan eksportir kalau volume ekspor mengalami penurunan.

Baca Juga: Rupiah Masih Akan Melemah Cukup Lama, Ini Penyebabnya

“Dampak (pelemahan rupiah ke eksportir SDA) secara langsung tidak ada. Karena ini kan tergantung dari permintaan global dan secara seragam mata uang negara eksportir SDA juga mengalami pelemahan, jadi nilai ekspor SDA ini memang tidak terlalu dipengaruhi pelemahan rupiah,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (11/10).

Riefky menilai, volume ekspor SDA justru yang akan memengaruhi nilai tukar rupiah. Sebab menurutnya devisa Indonesia sebagian besar dikontribusi oleh SDA.

“Jadi kalau harganya turun dan kemudian menekan ekspor kita  dan itu yang akan mempengaruhi nilai tukar rupiah,” jelasnya.

Baca Juga: Tak Berdaya, Rupiah Spot Dibuka Melemah ke Rp 15.331 Per Dolar AS Hari Ini (11/10)

Ke depan, ia juga memperkirakan ekspor SDA akan perlahan turun, hal ini sejalan dengan melemahnya permintaan global, meskipun permintaan batubara masih stabil karena di Eropa akan memasuki musim dingin.

Selain itu, rupiah juga diperkirakan akan melemah seiring dengan masih agresifnya kebijakan suku bunga The Fed. Dia meramal nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan ada di kisaran Rp 14.900 hingga Rp 15.100 di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×