Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan nilai tukar rupiah pada tahun depan bisa menembus level Rp 15.000 per dolar AS. Penyebabnya adalah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian.
"Tahun 2023, nilai tukar rupiah kami perkirakan Rp 14.800 - Rp 15.200 per dolar AS, karena memang kondisi global yang tidak terduga," ujar Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR RI, Rabu (31/8).
Oleh karena itu, BI akan terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah baik dalam rangka pengendalian inflasi maupun menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro 2023, Inflasi Dikerek Jadi 3,6%
Sementara itu untuk di tahun ini, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar pada Rp 14.500 hingga Rp 14.900 per dolar AS.
Perry menyebut, meski berpotensi melemah ke Rp 15.000 per dolar AS, masih ada dua hal positif yang akan bisa membantu nilai tukar rupiah pada tahun ini dan juga tahun depan, yaitu neraca pembayaran yang masih cukup baik dan juga pertumbuhan ekonomi yang masih kuat.
Seperti yang diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan perbaikan, bahkan pada Kuartal I-2022 dan Kuartal II-2022 juga berhasil tumbuh di atas 5%.
Namun, meski ada hal yang positif, Perry menilai kenaikan suku bunga global terutama yang berasal dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dan juga US Treasury akan mempengaruhi nilai tukar rupiah di tahun ini dan juga tahun depan.
"Persepsi risiko yang sangat tinggi sehingga secara keseluruhan untuk tahun 2022 kami perkirakan nilai tukar rupiah berkisar Rp 14.500 hingga Rp 14.900," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News