Reporter: Siti Masitoh | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada November 2025 mencapai 124,05 atau turun 0,23% dibanding Oktober 2025. Indikator ini mengukur tingkat kesejahteraan petani di mana level di atas 100 menandakan jika tingkat kesejahteraan tinggi, sama dengan 100 ada di titik impas dan di bawah 100 berarti petani kurang sejahtera.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat Statistik BPS Pudji Ismartini mengatakan, penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,26%, lebih dalam dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami penurunan sebesar 0,03%.
“Komoditas yang dominan yang mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani adalah gabah, kelapa sawit, kakao, dan tembakau," tutur Pudji dalam konferensi pers, Senin (1/12).
Baca Juga: Data Petani Tak Akurat, Penyerapan Pupuk Bersubsidi Menurun
Adapun sub sektor yang menyumbang penurunan NTP terdalam adalah, tanaman perkebunan rakyat (NTPR) yang turun sebesar 0,66%, disebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 085%, lebih dalam dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) 0,19%.
Adapun komoditas yang mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani (It) adalah kelapa sawit, kakao, tembakau, dan kelapa.
BPS juga mencatat, nilai tukar nelayan (NTN) mencapai 104,94 pada November 2025 atau naik 0,70% dari bulan sebelumnya.
“Hal ini disebabkan karena It mengalami peningkatan sebesar 0,66%, sedangkan Ib turun sebesar 0,04%,” ungkap Pudji. Dia menyebut, komoditas yang mempengaruhi peningkatan It pada NTN ini adalah tongkol, kembung (kobang/sumbo), cumi-cumi atau kakap.
Selanjutnya: Saham Big Banks Kompak Menghijau Senin (1/12), kecuali BBRI
Menarik Dibaca: 9 Makanan yang Bagus untuk Menjaga Kesehatan Tulang agar Tetap Kuat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













