Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah ternyata tak meredam ekspor pada Juli lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Juli lalu naik sebesar 1,32% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2010 mencapai US$ 12,49 miliar. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Subagio Dwijosumono mengatakan, nilai tersebut naik sebesar 29% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia selama Januari-Juli 2010 mencapai US$ 85,01 miliar atau meningkat 42,26% dibanding periode yang sama pada tahun 2009.
Ekspor non minyak dan gas (migas) mencatat kenaikan paling pesat. Selama Juli 2010 lalu, nilai ekspor non migas mencapai US$ 69,97 miliar atau naik 36,94%. Sementara, ekspor non migas Juli 2010 mencapai US$ 10,61 miliar atau naik 1,76% dibanding Juni 2010. Sedangkan dibanding ekspor Juli 2009 meningkat 29,49%.
"Peningkatan ekspor non migas terbesar terjadi pada bijih, kerak dan abu logam sebesar US$ 219,8 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan nabati sebesar US$ 82,9 juta," kata Subagio.
Berdasarkan negara tujuan, Jepang masih merupakan pasar terbesar. Ekspor ke Jepang mencapai sebesar US$ 1,37 miliar lalu disusul Amerika Serikat US$ 1,28 miliar dan China US$ 0,92 miliar. Sementara ekspor ke Uni Eropa, mencapai sebesar US$ 1,52 miliar.
sementara berdasarkan sektor, ekspor hasil industri periode Januari-Juli 2010 naik sebesar 34,10% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Demikian juga ekspor hasil pertanian, naik 17,55% serta ekspor hasil tambang lainnya naik 52,93%," jelas Subagio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News