Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan atau current account berpotensi berbalik mencatat defisit pada tahun 2023.
Padahal sebelumnya, atau pada sepanjang tahun 2023, neraca transaksi berjalan mencatat surplus 0,96% produk domestik bruto (PDB).
Ekonom Bank Mandiri Andhi Prasetyo Hadi memperkirakan, current account deficit (CAD) di sepanjang tahun 2023 akan berada di kisaran 0,1% produk domestik bruto (PDB) hingga 0,2% PDB.
Andhi mengungkapkan, salah satu pendorong CAD pada tahun ini adalah surplus neraca perdagangan yang menyempit.
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Menyempit, Neraca Transaksi Berjalan Berpeluang Defisit
“Dengan menyempitnya surplus neraca perdagangan barang, kami memperkirakan transaksi berjalan akan berubah defisit pada tahun ini,” tulis Andhi, Minggu (17/12).
Menyempitnya surplus neraca perdagangan Indonesia didorong oleh penurunan ekspor. Adapun nilai ekspor di sepanjang Januari 2023 hingga November 2023 sebesar US$ 236,41 miliar atau turun 11,83% YoY.
Sedangkan nilai impor berpotensi meningkat, terutam apada akhir tahun 2023 karena peningkatan aktivitas ekonomi seiring jelang Natal dan perayaan Tahun Baru.
Juga, adanya peningkatan impor untuk persiapan jelang Ramadan dan proses pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Andhi menambahkan, CAD juga mungkin berlanjut pada tahun depan. Meski demikian, potensi peningkatan kunjungan turis akan menekan defisit pada neraca jasa, sehingga akan mengurangi tekanan pada neraca transaksi berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News