Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pemerintah optimistis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di semester II-2013 membaik, bahkan bisa mengalami surplus. Optimisme ini disampaikan Pelaksana Tugas Kepada Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Beberapa indikator yang akan membuat NPI menjadi positif, kata Bambang, adalah tekanan impor bahan bakar minyak (BBM) akan berkurang drastis setelah pemerintah menaikkan harga jual BBM bersubsidi pada Sabtu pekan lalu. "Defisit neraca migas akan berkurang drastis," katanya.
Indikator lainnya adalah mulai menguatnya perekonomian global yang dimulai dari tren perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS). Setelah ekonomi global membaik, Bambang berharap ekspor Indonesia bisa menggeliat lagi.
Sekadar catatan selama krisis ekonomi global, ekspor Indonesia yang didominasi sumber daya alam seperti minyak sawit mentah dan batubara terus melorot. Penyebabnya permintaan menyusut dan harga jual ikut melorot.
Setelah itu, Bambang berharap nilai investasi langsung atawa foreign direct investment (FDI) ikut mengingat. Saat kepercayaan terhadap ekonomi meningkat, investor akan mengalokasikan duitnya untuk pengembangan usaha.
Proyeksi Bambang diamini oleh Bank Indonesia (BI). Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo juga melihat adanya tren positif terhadap neraca pembayaran Indonesia.
Perry memprediksi akan terjadi surplus transaksi modal dan finansial karena lonjakan investasi langsung maupun portofolio asing yang masuk ke Indonesia. Selain itu BI melihat perbankan mulai menggunakan aset valas mereka. "Tadinya tersimpan di luar negeri kini sudah kembali," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News