Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan mencetak surplus di sepanjang tahun 2020, setelah pada tahun 2019 NPI juga surplus US$ 4,7 miliar.
“Kinerja NPI kita pada tahun lalu terbantu dari surplus neraca perdagangan,” kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (11/2).
Seperti yang kita tahu, neraca dagang di sepanjang tahun 2020 mengalami surplus US$ 21,74 miliar, didorong oleh nilai ekspor yang lebih besar daripada nilai impor. Nilai ekspor tercatat US$ 163,31 miliar dan nilai impor sebesar US$ 141,5 miliar.
Baca Juga: BI perkirakan neraca pembayaran tahun 2020 bakal surplus, ini penopangnya
Kemudian, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) diperkirakan akan berada di kisaran 0,5% hingga 1% dari produk domestik bruto (PDB).
Namun, meski CAD menipis, tetapi dari sisi investasi portofolio belum kembali semua ke pasar keuangan domestik. Apalagi, setelah asing sempat hengkang dari investasi portofolio pada kuartal II-2020 lalu.
Ke depan, David melihat, investasi portofolio akan kembali masuk ke pasar keuangan domestik di tahun 2021. Terutama dari sisi saham.
Kemudian, pada tahun 2021, David memprediksi, CAD di keseluruhan tahun ini akan berada di kisaran 1% hingga 1,15% PDB. Ini seiring dengan semakin pulihnya ekonomi akibat program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan proses vaksinasi yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
Selanjutnya: Ekonom Bank Mandiri prediksi neraca pembayaran Indonesia tahun lalu bakal surplus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
