kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Neraca dagang surplus, impor migas harus dikontrol


Jumat, 02 Mei 2014 / 20:30 WIB
Neraca dagang surplus, impor migas harus dikontrol
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah saat bertransaksi di Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Thamrin, Jakarta, Selasa (1/11/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan RI bulan Maret 2014 mengalami surplus sebesar 673,2 juta dollar AS. Menanggapi pencapaian itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) I Anny Ratnawati mengatakan surplus neraca perdagangan terjadi lantaran ada kontrol dari sisi migas, terutama dari impor dan ekspor yang dilakukan.

Namun demikian, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang sebagian dipenuhi melalui importasi harus tetap diwaspadai. "Kita juga perlu jaga, ini kan nanti akan ada hari raya Idul Fitri, tahun baru, Natal dan sebagainya. Itu konsumsi BBM-nya tinggi. Jadi tetap konsumsi BBM akan dijaga pada level tidak boleh melampaui volume yang telah ditetapkan dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)," kata Anny di kantornya, Jumat (2/5/2014).

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan impor migas masih terlihat pada level yang cenderung tinggi, yakni pada kisaran 3,5 miliar hingga 3,9 miliar dollar AS. Agar impor migas tidak membebani neraca pembayaran dan neraca perdagangan, sudah sepatutnya Indonesia melakukan diversifikasi energi selain BBM.

"Memang Indonesia jangka panjang ini harus ada diversifikasi energi, karena kalau tidak, kita akan impor minyak terus. Kalau impor minyak terus akan membebani neraca pembayaran dan perdagangan sehingga diversifikasi energi itu harus benar-benar kita lakukan, baik itu geotermal, apakah itu gas, energi air, matahari dan itu harus kita lakukan," jelas Mirza.

BPS sebelumnya juga melaporkan bahwa neraca perdagangan migas masih mengalami defisit sebesar 1,363 miliar dollar AS. Defisit disebabkan perdagangan minyak mentah yang mengalami defisit 547 juta dollar AS, perdagangan hasil minyak yang juga mengalami defisit 2,035 miliar dollar AS. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×